“Poor Things,” film komedi gotik bertema seks yang disutradarai sineas Yunani Yorgos Lanthimos memenangkan penghargaan bergengsi Golden Lion pada Festival Film Venesia alias Venice Film Festival, Sabtu (9/9) lalu.
Dibintangi Emma Stone, Willem Dafoe dan Mark Ruffalo, film buatan Inggris itu memukau para penonton festival dengan kisah lucu tentang seorang perempuan yang dihidupkan kembali setelah bunuh diri oleh seorang dokter gila, yang mengganti otaknya dengan otak bayinya yang belum lahir.
Dengan tindak-tanduk khas anak kecil dalam tubuh orang dewasa, karakter Stone, Bella Baxter, tumbuh semakin mandiri dan gemar melakukan eksperimen seksual dalam pencarian jati dirinya dengan latar Eropa abad ke-19 yang surealis.
Dalam wawancara dengan Reuters, Lanthimos mengatakan, “Film ini pada hakikatnya adalah tentang kebebasan dan dapat melihat dunia dengan sudut pandangmu sendiri, bukan sudut pandang orang lain.”
“Karakter utamanya adalah Bella Baxter, mahluk yang luar biasa, dan ia tidak akan ada tanpa Emma Stone, mahluk luar biasa lainnya,” kata Lanthimos dalam sambutan kemenangannya. Film Lanthimos sebelumnya termasuk “The Favourite” dan “The Lobster.”
BACA JUGA: Film "Dreamin Wild" Angkat Kisah Hidup Luar Biasa Dua Musisi yang TerlupakanStone tidak menghadiri penayangan perdana “Poor Things” pada upacara penganugerahan penghargaan Venice Film Festival hari Sabtu karena aksi mogok kerja aktor Hollywood.
Festival Film Venesia menjadi pembuka musim penghargaan dalam industri perfilman yang biasanya menelurkan film-film yang diprediksi akan menjadi peraih Piala Oscar, di mana delapan dari 11 pemenang Oscar untuk kategori sutradara terbaik sebelumnya melakukan penayangan perdana film mereka di Venesia.
Penghargaan dalam bidang seni peran di festival itu diberikan kepada dua bintang AS, yaitu Cailee Spaeny, yang memerankan karakter mantan istri Elvis Presley dalam film biopik “Priscilla,” dan Peter Sarsgaard, yang bermain dalam film drama keluarga “Memory.”
Penghargaan Silver Lion, alias pemenang kedua, diberikan kepada “Evil Does Not Exist,” film drama pedesaan yang penuh teka-teki garapan sutradara Ryusuke Hamaguchi, yang merupakan satu-satunya film Asia yang bersaing dengan 22 film lainnya untuk meraih penghargaan utama.
Hamaguchi mengaku butuh istirahat setelah mempromosikan dua film hitsnya yang terdahulu secara berturut-turut, sehingga ia memutuskan untuk ‘menghilang’ ke pedesaan Jepang untuk menggarap film tersebut. Tahun lalu ia meraih Piala Oscar untuk kategori film internasional terbaik melalui film “Drive My Car.” Setahun sebelumnya, pada 2021, ia membawa pulang Grand Jury Prize pada Festival Film Berlin melalui film drama romantisnya “Wheel of Fortune and Fantasy.” Kedua film itu melontarkan namanya ke kancah perfilman dunia.
Kepada Reuters, Hamaguchi mengatakan, “Tentu saja, saya tidak merencanakan hal ini, tapi saya merasa sangat beruntung bahwa pihak festival menemukan film ini dan memberikan penghargaan ini. Ini benar-benar memberi saya keyakinan bahwa cara penyutradaraan baru saya ini adalah sebuah keputusan yang baik, sehingga saya menjadi sangat percaya diri dan penuh harapan.”
Di antara penghargaan lain yang dianugerahkan Sabtu malam lalu di Venesia adalah Penghargaan Juri Khusus untuk “Green Border,” film yang menceritakan kisah mengerikan para migran yang terjebak di perbatasan Polandia-Belarus, yang disutradarai Agnieszka Holland dari Polandia.
Your browser doesn’t support HTML5
Penghargaan sutradara terbaik diraih oleh Matteo Garrone asal Italia melalui “Me Captain,” film tentang migran lainnya, yang menuturkan pengalaman dua remaja asal Senegal yang menyeberangi benua Afrika untuk menuju Eropa. Aktor muda yang membintangi film itu, Seydou Sarr, memenangkan penghargaan aktor atau aktris pendatang baru terbaik.
“Eropa harus bangkit untuk menghadapi krisis yang hanya akan terus memburuk,” kata Holland, sementara Garrone mengimbau pemberian lebih banyak visa dan izin perjalanan untuk menghentikan kasus kematian para migran.
Garrone juga mengungkapkan keprihatinannya akan para pemain dan kru filmnya, yang sebagian pengambilan gambarnya dilakukan di Maroko yang dilanda gempa akhir pekan lalu.
Sementara itu, penghargaan skenario terbaik diberikan kepada Guillermo Calderon dan Pablo Larrain untuk naskah “El Conde,” film satir tentang diktator Chili Jenderal Augusto Pinochet. [rd/jm]