Seusai ingar bingar Academy Awards dan penyerahan Piala Oscar, aktor Ramy Youssef kembali ke dunia yang lebih akrab: komedi. Ramy terkenal dan mendapat banyak pujian setelah tampil dalam serial berjudul “Ramy” yang ditayangkan di Hulu. Akhir pekan ini ia akan menayangkan perdana stand-up spesial terbarunya di HBO dan Max.
Dalam ajang Academy Awards, 10 Maret lalu, aktor Ramy Youssef hadir bersama para pemeran lain dalam film “Poor Things.” Ia mempresentasikan dan menyerahkan piala Oscar.
Setelah urusan Oscar beres, Ramy kembali ke proyek terbarunya, meluncurkan spesial stand-up komedi yang akan tayang perdana pada 23 Maret di HBO dan Max.
Sejalan dengan sebagian besar karyanya sebelumnya, “Ramy Youssef: More Feelings,” komedian ini tak ragu menyentil topik yang rumit, termasuk agama, pemilihan presiden Amerika, dan perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.
BACA JUGA: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokade Jalanan Hollywood yang Mengarah ke Perhelatan Oscar"Menurut saya, dasar dari banyak cerita yang kalian kira saya tulis sebagai tanggapan atas apa yang sedang terjadi, sebenarnya telah saya siapkan bertahun-tahun,” katanya. "Menurut saya, perhatian banyak tertuju ke 7 Oktober, boleh saja begitu, karena memang itu hari yang mengerikan. (Tetapi) 6 Oktober juga mengerikan. Itulah poin yang ingin saya sampaikan."
Ramy mengaku ia “terus-menerus menginterogasi” diri apakah menyentil subjek-subjek ini melalui komedi adalah hal yang baik. Sampai sejauh ini, ia menyatakan, terdapat cukup alasan untuk terus melakukannya.
"Mungkin saya tidak akan pernah benar-benar mengetahuinya. Tetapi saya tahu bahwa ada perasaan yang muncul ketika orang-orang keluar sewaktu saya melakukan pertunjukan langsung. Dan perasaan yang timbul dari orang-orang yang saya temui dan saya harus menjabat tangan mereka,” katanya.
Your browser doesn’t support HTML5
Topik politik juga tak lepas dari materi yang dibicarakan Ramy setiap kali manggung. Ia mengungkapkan bahwa terkadang ada orang yang mengingatkannya untuk tidak menyinggung soal itu karena akan memperburuk situasi. Ada pula orang yang menuduhnya hendak mengacaukan atau menggagalkan pemilu.
“Sungguh, saya tidak bermaksud begitu. Saya ingin pemilu ini berhasil. Saya senang menjadi orang Amerika. Saya benar-benar ingin ini berhasil."
Tentang materi terkait agama yang menjadi bahan olok-oloknya, Ramy yang dibesarkan sebagai Muslim, mengatakan bahwa ia memahami budaya tempatnya berada. Tetapi, kata Ramy, ia ingin menganalisisnya dari sudut pandang berbeda. [ka/lt]