Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Senin (11/3) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim film pemenang Oscar “20 Days in Mariupol” ("20 Hari di Mariupol”) pada hari Minggu (10/3). Film itu mendokumentasikan kengerian awal invasi Rusia di Ukraina pada tahun 2022.
Dalam sebuah postingan di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Zelenskyy mengatakan bahwa penghargaan yang didambakan dalam kategori Dokumenter Terbaik itu penting bagi “seluruh negara kami.”
“Kengerian Mariupol tidak boleh dilupakan. Seluruh dunia harus melihat dan mengingat dampak tidak manusiawi yang ditimbulkan oleh invasi Rusia terhadap rakyat kami,” tulisnya.
“Kota-kota dan desa-desa hancur, rumah-rumah dibakar, dan seluruh keluarga terbunuh oleh peluru Rusia dan dikuburkan di halaman belakang rumah mereka sendiri. Kami masih belum mengetahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa di Mariupol. Namun, citra satelit menunjukkan kuburan di sekitar kota dengan beribu-ribu makam,” tambah Zelenskyy.
Disutradarai oleh pembuat film Ukraina Mstyslav Chernov, film dokumenter ini menceritakan serangan brutal Rusia dan pemboman tanpa henti terhadap Mariupol, kota pelabuhan selatan, pada hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Zelenskyy: Film tersebut gambarkan terorisme Rusia
Setelah hampir satu dekade meliput konflik internasional, termasuk perang Rusia-Ukraina untuk kantor berita Associated Press, film pertama Chernov adalah film bersudut pandang orang pertama yang mengerikan. Sebuah produksi gabungan dari Associated Press dan PBS “Frontline,” film ini mengikuti Chernov, fotografer Evgeniy Maloletka dan produser Vasilisa Stepanenko saat mereka merekam dari dalam kota yang terkepung.
Tim tiba di sana satu jam sebelum Rusia mulai melakukan pengeboman. Dua minggu kemudian, mereka adalah jurnalis terakhir yang bekerja untuk media internasional, mengirimkan berita penting ke dunia luar yang menunjukkan korban sipil dari segala usia, penggalian kuburan massal, pemboman rumah sakit bersalin, dan besarnya kehancuran yang terjadi.
“Kami melaporkan di dalam rumah sakit ketika orang-orang bersenjata mulai mengintai di koridor. Ahli bedah memberi kami pakaian berwarna putih untuk dipakai sebagai kamuflase,” kata Chernov.
Chernov kelahiran Ukraina menarasikan film dokumenter tersebut. Ia dan timnya memenangkan Penghargaan Pulitzer 2023 untuk pelayanan publik.
Ketika menerima penghargaan Oscar, Chernov yang terharu mengatakan, “Ini adalah Oscar pertama dalam sejarah Ukraina, dan saya merasa terhormat.” Ia melanjutkan, “mungkin saya akan menjadi sutradara pertama di panggung ini yang mengatakan saya berharap saya tidak pernah membuat film ini. Saya ingin dapat menukarnya dengan Rusia yang tidak pernah menyerang Ukraina.”
Dia meminta Rusia untuk menghentikan agresi di Ukraina. “Saya berharap mereka melepaskan semua sandera, semua tentara yang melindungi tanah air mereka, semua warga sipil yang berada di penjara,” katanya.
Kota Mariupol, di Laut Azov, hampir hancur total akibat serangan Rusia yang menurut Kyiv menewaskan puluhan ribu warga sipil.
Penghargaan tersebut diberikan ketika tentara Ukraina sedang berjuang untuk mengusir pasukan Rusia di garis depan dan paket bantuan AS senilai $60 miliar terhenti karena perselisihan politik di Kongres.
Zelenskyy berterima kasih kepada semua orang yang mengatakan kebenaran tentang kejahatan perang Rusia.
Ketika ditanya mengenai kesuksesan film tersebut, Kremlin menolak berkomentar. Rusia membantah telah menarget warga sipil di Ukraina. [lt/ka]
Forum