Kemunculan komik daring berjudul “Yes, I’m Hot in This” berhasil menarik perhatian netizen di seluruh dunia. Komik dengan judul yang unik ini merupakan hasil karya ilustrator Huda Fahmy yang tinggal di negara bagian Texas, Amerika Serikat. Melalui “Yes, I’m Hot in This,” Huda menceritakan pengalamannya sebagai muslimah berhijab yang tinggal di AS dalam menghadapi Islamophobia yang terus memanas.
Komik pendek ini dikemas secara ringan dengan unsur humor dan sarkasme di dalamnya, dengan karakter-karakter yang nyata seperti dirinya dan suaminya yang bernama Gehad.
Diluncurkan bulan Maret tahun 2017, komik yang diunggah di akun media sosial Huda, salah satunya di Instagram ini, kini memiliki jumlah pengikut yang sudah melebihi 195 ribu orang.
Judulnya pun sangat menarik, “Iya, saya merasa kepanasan.” Ini merupakan jawaban dan suara hati Huda yang selalu mendapat pertanyaan sinis bahkan cibiran dari warga lokal mengenai hijab yang ia kenakan.
“Sewaktu saya muda dan masih kurang percaya diri, saya selalu mencari pembenaran dan menjawab ‘saya tidak merasa kepanasan, karena bahan hijab saya tipis.’ Saya tidak ingin dikasihani. Saya tidak ingin mereka berpikir bahwa saya adalah muslimah yang tertekan di negeri barat dan dipaksa untuk memakai hijab terutama pada saat musim panas,” papar Huda Fahmy saat dihubungi VOA Indonesia belum lama ini.
Your browser doesn’t support HTML5
Pertanyaan-pertanyaan tersebut awalnya membuat Huda merasa takut bahkan terintimidasi. Ia bingung harus bersikap seperti apa dalam menghadapi komentar atau pertanyaan seperti itu.
Beranjak dewasa, Huda menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan seperti itu bukanlah belas kasihan, melainkan adalah cara untuk membuatnya merasa asing. Rasa percara dirinya mulai tumbuh. Ia berusaha berpikir positif, terutama tentang apa yang ia kenakan dan mencintai dirinya dengan apa adanya.
Inilah yang kemudian membuat hatinya tergerak untuk menuangkan bakatnya dalam menggambar ke dalam komik, dengan harapan bisa memberikan pengetahuan kepada para pengikutnya mengenai agama islam.
“(Dulu) saya masih berusaha mencari jati diri dan identitas saya. Namun, sekarang saya sudah dewasa dan lebih bijaksana, saya menggunakan komik ini sebagai terapi untuk berusaha mengerti apa yang terjadi dan mengetahui cara menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut,” kata ilustrator yang terlahir dari seorang ibu asal Suriah dan ayah yang berasal dari Mesir ini.
Walaupun lahir dan besar di kota Detroit di negara bagian Michigan, AS, tidak bisa dipungkiri bahwa gaya berpakaiannya sebagai muslimah berhijab berbeda dengan warga lokal AS pada umumya dan banyak mengundang pertanyaan dari orang-orang yang tidak paham akan agama islam.
Suatu kali saat Huda tengah berbelanja di supermarket, ia dihampiri oleh seorang pelanggan perempuan yang mempertanyakan penampilannya.
“’Apakah kamu seorang biarawati? Bukan.’ Dan perempuan tadi bilang bahwa saya tidak boleh berpakaian seperti ini, karena tidak pantas untuk Amerika,” cerita mantan guru SMP dan SMA berusia 33 tahun ini.
Menurut Huda, insiden anti-muslim masih banyak terjadi, termasuk di lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, Huda bercerita bahwa masjid di dekat rumahnya belum lama ini dirusak dan dicorat-coret.
Laporan dari lembaga advokasi muslim Amerika, CAIR (Council on American-Islamic Relations) tahun 2017, menunjukkan bahwa angka insiden bias anti-muslim di Amerika Serikat meningkat sebagai 17 persen sejak tahun 2016. Kejahatan kebencian yang ditujukan kepada muslim Amerika, termasuk anak-anak, remaja, dan keluarga, juga meningkat sebanyak 15 persen dalam periode yang sama.
Menurut Direktur Komunikasi Dewan Hubungan Islam di Amerika (CAIR), Ibrahim Hooper, stereotip dan berbagai tindakan yang bersifat permusuhan terhadap Islam merupakan akibat dari ketidak-pedulian dan kurangnya informasi.
Menanggapi komik hasil karya Huda, Ibrahim Hooper menambahkan bahwa segala cara yang menyediakan lebih banyak informasi tentang islam dan komunitas muslim Amerika dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
“Ada sebagian masyarakat yang tidak bisa dijangkau dengan metode komunikasi yang tradisional. Jadi ini bisa menjadi cara yang sangat inovatif untuk menyebarkan informasi tentang islam kepada mereka,” jelas Ibrahim Hooper saat dihubungi oleh VOA Indonesia.
Komik “Yes, I’m Hot in This” ini mendapat banyak tanggapan yang positif dari para penggemar yang merasa telah dibukakan matanya dan ingin mempelajari lebih banyak tentang islam.
"Usaha yg dilakukan Huda bagus menurutku. Hal edukatif seperti ini sangat inspiratif banget karena dia bukan hanya berusaha mengakomodasi hal2 yg biasanya non muslim tanyakan terhadap muslim (atau muslimah) tapi juga secara tidak langsung memberi pemahaman bahwa muslim adalah part dari society dan kita juga sama dengan orang-orang lainnya," ujar Vicha Annisa, mahasiswi universitas George Washington di Washington, D.C. yang juga adalah salah satu follower komik "Yes, I'm Hot in This."
Menurut Vicha, dengan gaya komik ini yang santai dan tidak kaku akan lebih mudah diterima dan dimengerti oleh warga Amerika.
"Mungkin kalau di tiap pojokkan komik di (Instagram) diberi apa ayat Quran dan Hadistnya sebagai alasan kenapa pakai kerudung, kenapa harus penuh kasih dengan hewan, kenapa tdk boleh cukur alis, dan sebagainya akan lebih baik. Jadi kedepannya followers Huda bukan hanya teman-teman non-muslims, tapi juga akan lebih banyak remaja-remaja muslim lainnya yg masih belajar tentang Islam. Ide-ide komik atau kartun seperti ini juga sudah digagas oleh Ustadz Nouman Ali Khan lewat YouTube channel-nya: FreeQuranEducation. Overall, aku suka banget dengan visualisasi edukatif seperti ini!" tambah Vicha.
Pertanyaan yang ditujukkan kepada Huda juga sangat beragam, seperti apakah mereka boleh mengunjungi tetangga mereka yang muslim atau memuji hijab yang dikenakan oleh temannya di sekolah.
“Banyak orang yang belajar dan ingin mempraktekkannya dalam kehidupan yang nyata. Mereka menghargai kita apa adanya sebagai seorang muslim yang menjalankan ibadahnya,” ujar Huda.
Inilah dampak besar yang dirasakan oleh Huda. Ia pun merasa sangat bersyukur atas apa yang telah ia raih. Terutama ketika mengetahui para pembacanya yang memiliki keyakinan berbeda seperti Kristen dan yahudi juga ikut bersyukur atas kehadiran komiknya yang telah memberikan mereka pengetahuan baru yang berlum pernah mereka pelajari sebelumnya baik di sekolah maupun di media.
“Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa menarik perhatian orang-orang dengan keyakinan yang berbeda. Saya kita komik ini hanya akan dibaca oleh orang-orang muslim yang akan menganggapnya lucu,” kata Huda.
Huda juga banyak mendapatkan pesan positif dari followers-nya di Indonesia yang hanya ingin sekedar menyapanya.
"Semoga saya dapat berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan mereka," katanya.
Merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Huda, karena rencananya komik “Yes, I’m Hot in This” ini akan segera diterbitkan jadi buku di AS. Tentunya ia sudah tidak sabar untuk membagi lebih banyak ceritanya kepada para penggemarnya yang sudah dengan setia mengikutinya di media sosial. Ia juga berharap buku ini dapat menarik perhatian pembaca yang baru. [di]