Komisaris Tinggi HAM PBB: Gaza adalah 'Kampung Maut'

Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein di Jenewa, Swiss, 1 Mei 2017. (Foto: dok).

Komisaris Tinggi HAM PBB mengecam Israel atas perampasan HAM Palestina secara sistemis.

Zeid Ra'ad al-Hussein, Jumat (18/5) mengatakan dalam sidang khusus Dewan HAM PBB untuk membahas “situasi memburuk di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki” bahwa 1,9 juta orang di Gaza “terkurung di perkampungan maut sejak lahir hingga meninggal.”

Sidang khusus itu mungkin membentuk suatu komisi penyelidiki terhadap kekerasan di perbatasan Gaza yang terjadi pekan ini, menyebabkan 60 orang tewas dan 2.700 lainya cedera. Di antara yang tewas terdapat perempuan dan anak-anak, termasuk bayi perempuan berusia delapan bulan.

Duta besar Israel untuk Dewan HAM PBB mengatakan suatu komisi penyelidik kekerasan di Gaza “tidak akan mengubah situasi di lapangan sesedikit apapun.”

Protes meningkat hari Senin (14/5) sewaktu Amerika membuka kedutaannya di Yerusalem. Para demonstran menyerbu pagar-pagar yang memisahkan Gaza dari Israel, menghancurkan beberapa bagian kawat penghalang dan melemparkan batu.

Pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah massa. Gas air mata dilemparkan melintasi perbatasan dan menjatuhkannya dengan pesawat-pesawat tak berawak dari atas demonstran. Hampir 60 demonstran tewas pada hari Senin saja.

Zeid mengatakan “tindakan-tindakan demonstran saja tidak mencerminkan ancaman langsung terhadap keselamatan jiwa atau menimbulkan cedera mematikan yang dapat menjadi alasan pembenar bagi penggunaan kekuatan mematikan.” Ia mengatakan tanggapan Israel terhadap demonstran di Gaza “sama sekali tidak proporsional.”

Mahkamah Kejahatan Internasional menyatakan sangat prihatin awal pekan ini mengenai meningkatnya kekerasan di Gaza dan menyatakan dugaan kejahatan itu harus diselidiki.

“Tak seorang pun menjadi lebih aman dengan berbagai peristiwa mengerikan pekan lalu, kata Zein di Dewan HAM. “Akhiri pendudukan dan kekerasan, dan ketidakamanan sebagian besar akan lenyap.”

Dalam perkembangan lain, Mesir telah mengumumkan dibukanya pos perbatasan Rafa dengan Gaza sepanjang bulan Ramadan.

Presiden Mesir Abdel-Fatah el-Sissi, mengumumkan di Twitter bahwa pembukaan itu akan “mengurangi beban saudara-saudara di Jalur Gaza.”Pos perlintasan perbatasan Rafah adalah jalan utama Gaza ke dunia luar, tetapi hanya dibuka secara sporadis. [uh]