Dalam konferensi pers di Brussels, Belgia, Rabu (8/11), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, mengumumkan proses perluasan Uni Eropa (UE) yang baru. Dia mengumumkan bahwa Uni Eropa menyambut beberapa negara untuk bergabung dalam kelompoknya.
Laporan setebal 1.200 halaman yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa menyatakan bahwa Ukraina dan Moldova telah memenuhi sebagian besar kewajiban mereka terkait reformasi dengan memuaskan dan sekarang siap untuk memulai proses negosiasi.
Kunjungan Von der Leyen ke Kyiv baru-baru ini merupakan indikator jelas kesiapan UE untuk memulai proses negosiasi keanggotaan dengan Ukraina. Setelah pertemuannya dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, Presiden Komisi Eropa itu memuji Ukraina atas kemajuan signifikan dalam melaksanakan reformasi.
BACA JUGA: Presiden Uni Eropa Serukan Normalisasi Hubungan Kosovo dan Serbia agar Bisa Masuk UE"Saya ingin memberi tahu Anda betapa terkesannya kami dengan reformasi yang Anda lakukan di tengah perang. Kami tidak boleh lupa bahwa Anda sedang berperang dalam perang eksistensial. Dan pada saat yang sama, Anda sedang melakukan reformasi besar-besaran di negara Anda. Anda telah mencapai banyak pencapaian, mereformasi sistem peradilan, mengekang cengkeraman oligarki, memberantas pencucian uang, dan banyak lagi," kata Von der Leyen.
Dalam konferensi pers bersama, Zelenskyy menegaskan kembali komitmen Kyiv untuk memenuhi semua kewajiban integrasi dengan UE.
“Ukraina tidak berhenti mentransformasi lembaga-lembaganya, dan reformasi akan terus berlanjut,” kata Zelenskyy seraya menambahkan bahwa Ukraina telah menyiapkan undang-undang baru yang akan memberikan kemampuan pada sistem anti-korupsi untuk berfungsi secara efektif.
Temuan dan rekomendasi laporan itu perlu disetujui oleh semua negara anggota dalam KTT UE pada Desember mendatang. [lt/ka]