Puluhan warga dari komunitas Seni dan Budaya kota Solo menggelar aksi di depan balaikota Solo, Senin siang (26/9). Mereka mengecam keras dan mengutuk aksi terorisme peledakan bom di GBIS Kepunton kota Solo yang terjadi kemarin. Mereka juga menyerukan perdamaian dan kerukunan umat beragama serta menentang aksi terorisme.
Koordinator aksi, Erwan S, mengatakan aksi ini untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya terorisme. “Kita menentang kekerasan apapun bentuknya. Lha kebetulan kemarin ada kejadian bom di Solo dan membuat ketidaknyamanan warga Indonesia. Artinya, bom kemarin bukan hanya masalah orang Nasrani yang jadi korban, atau warga Solo saja, tetapi sudah menjadi masalah seluruh warga Indonesia," ujar Erwan.
"Berikutnya, kita sepakat tidak akan melawan kekerasan dengan kekerasan. Kita mencoba membangun dengan sebuah lontaran ide menggelar aksi budaya agar masyarakat sadar bahwa di sekeliling kita masih banyak teroris berkeliaran dan mengancam hidup kita”, tambah koordinator lapangan aksi damai ini.
Puluhan seniman dan budayawan kota Solo tersebut membentangkan kain putih bertuliskan 'STOP kekerasan apapun bentuknya'. Puluhan peserta dan masyarakat di sekitar lokasi aksi tersebut menandatangani sebagai bentuk dukungan aksi dalam kain putih yang sudah disediakan.
Sementara itu, komunitas lintas agama di kota Solo menggelar pertemuan di rumah dinas walikota Solo. Juru bicara Badan Antar Gereja Kristen kota Solo, Anthon Karundeng, mengatakan tidak akan terprovokasi dengan aksi teror yang terjadi kemarin. “Kita di sini ada lintas agama.tetap rukun. Kita berharap aksi teror ledakan kemarin tidak akan mengubah apa-apa hubungan antar umat beragama..kita semua malah tambah rukun”, demikian keterangan dari Anthon Karundeng.
Juru bicara Majelis Mujahidin Indonesia MMI Jawa tengah, Bone Azwar, yang ikut dalam pertemuan tersebut menyatakan aksi teror peledakan bom tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. “Aksi terjadinya ledakan bom seperti kemarin, bom bunuh diri, maupun bom-bom sebelumnya, kami melihat ini tidak sesuai syariat. Pemerintah juga harusnya memberikan ketenangan pada masyarakat”, ungkap Bone Azwar, MMI Jawa Tengah.