Dengan kemajuan yang diacapi oleh militer Nigeria dalam melawan pemberontak Boko Haram di timur laut negara itu, para pengungsi yang selama bertahun-tahun menghindari kekerasan mulai kembali ke kampung halaman mereka dan mendapati kondisi yang menyedihkan.
Kebanyakan penduduk melarikan diri ketika Boko Haram mengambil alih kota Michika pada bulan September. Salah seorang di antaranya, Homa Luka, yang mendapati bahwa para pemberontak telah mengubah tanah miliknya menjadi kuburan.
"Ketika kami kembali kami menemukan rumah kami telah hancur; semua barang kami berantakan dan kami tidak bisa tinggal di sini karena rumah ini berbau sangat busuk. Jadi kami mulai mencari sumber bau itu, dan kami memeriksa pekarangan belakang dan melihat ada kuburan di sana, di mana mereka melakukan penguburan massal para pejuang mereka," kata Homa Luka.
Michika adalah satu dari banyak kota yang lepas dari kendali militer Nigeria tahun lalu ketika Boko Haram mulai merebut wilayah di Nigeria timur laut itu. Kota itu direbut kembali pada bulan Januari ketika militer, dibantu oleh pasukan regional dan tentara bayaran asing, mengenyahkan para pemberontak keluar dari sebagian besar wilayah yang telah mereka kuasai.
Orang-orang mulai berbondong-bondong pulang untuk melihat apa yang tersisa dari harta, dan sanak saudara mereka.
Mary Yohanna Kwatri bahkan tidak tahu di mana suaminya. Dia berada di rumah ketika militan menyerang, dan Mary berada di gereja. Mary berhasil melarikan diri dari kota itu, dan kemudian terus bergerak sampai ke ibukota negara Adamawa, Yola, di Nigeria selatan. Ia kemudian memutuskan kembali ke Michika. Karena tidak ada tempat tujuan lain, ia kini tidur di lantai tanah rumahnya yang terbakar habis.
"Sejauh ini, saya tidak punya pekerjaan. Yang saya lakukan hanya mencari makanan untuk dimasak, dan setelah selesai makan, saya hanya pergi ke bawah pohon ini untuk berbaring, untuk bertahan hidup. Saya sedang berusaha membuat gubuk di mana saya bisa tinggal," kata Mary Yohanna Kwatri.
Jalan menuju Michika menunjukkan bukti bekas pertempuran antara militer dan Boko Haram, yang menyerbu wilayah itu dalam upaya menerapkan hukum Islam yang ketat. Di sana, bangunan-bangunan rubuh akibat serangan udara. Sebuah jembatan dihancurkan oleh pemberontak untuk menghentikan gerak maju militer.
Penduduk setempat yang membantu mobil-mobil menyeberangi anak sungai di sana, seperti Paulie Cap, mengatakan sungai dangkal di daerah itu akan menjadi aliran air yang deras ketika musim hujan tiba, memutuskan hubungan ke kota-kota seperti Michika.
"Ini adalah satu-satunya jalan yang kami miliki sejauh ini. Jika jalan ini tidak diperbaiki, maka pasti kami akan menghadapi begitu banyak tantangan. Keadaan akan menjadi sangat sulit bagi kami, karena di sini hanya ada satu jalan ini," jelas Paulie Cap.
Puluhan kota dan desa di seluruh Nigeria timur lautrusak parah seperti Michika, atau lebih buruk. Pemerintahan baru Nigeria akan dimulai pada akhir bulan ini. Penduduk di sana memiliki harapan yang tinggi bahwa pemerintahan baru akan melakukan apa yang diperlukan untuk membangun kembali kehidupan mereka.