Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump menyetujui sanksi-sanksi baru terhadap Rusia yang diputuskan Kongres dan berencana akan menandatangani RUU tersebut.
Dalam pernyataan hari Jum’at (28/7) juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden Trump telah mengkaji versi final RUU yang memberlakukan sanksi-sanksi tambahan terhadap sejumlah besar industri Rusia. RUU itu juga memberi Kongres kapabilitas untuk memblokir upaya presiden mencabut sanksi-sanksi terhadap Rusia itu.
Pemerintah Trump sebelumnya menentang sanksi-sanksi untuk menghukum Rusia karena diduga mencampuri pemilu presiden Amerika tahun lalu. Gedung Putih mengatakan dibutuhkan fleksibilitas atau kelenturan untuk berupaya memulihkan hubungan antar kedua negara. Tetapi setelah penyelidikan selama beberapa bulan terhadap kontak-kontak yang dilakukan pejabat-pejabat Rusia dan anggota-anggota tim kampanye Presiden Trump, muncul dukungan bipartisan yang luas di kedua majelis Kongres untuk memberlakukan sanksi-sanksi yang lebih tegas.
Rusia telah menanggapi sanksi-sanksi itu dengan langkah-langkah baru yang menarget misi Amerika di negaranya. Rusia mengatakan Amerika harus mengurangi jumlah staf diplomatik dan teknis yang bekerja di kantor-kantor diplomatik Amerika di Rusia menjadi 455 orang selambat-lambatnya pada 1 September mendatang. Jumlah ini sama dengan jumlah staf diplomatik dan teknis Rusia yang bekerja di Amerika. Belum jelas berapa banyak warga Amerika yang terkena dampak kebijakan ini, tetapi diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang.
Sebagai tambahan untuk mengurangi jumlah personil diplomatik Amerika itu, Rusia juga mengatakan akan memblokir akses Kedutaan Besar Amerika di Moskow pada gudang-gudang dan kawasan berlibur di Serebryany Bor.
Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson hari Sabtu (29/7) mengeluarkan pernyataan terhadap RUU tentang sanksi-sanksi baru Amerika terhadap Rusia itu, sehari setelah melangsungkan pembicaraan melalui telfon dengan mitranya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. “Suara yang hampir bulat tercapai di Kongres bagi sanksi terhadap Rusia menunjukkan kuatnya tekad warga Amerika untuk melihat Rusia mengambil langkah-langkah memulihkan hubungan dengan Amerika. Kami berharap akan ada kerjasama antar kedua negara kami dalam isu-isu utama dunia dan semua sanksi-sanksi ini tidak lagi diperlukan.” Ditambahkan, “kami akan bekerjasama erat dengan teman dan sekutu-sekutu kami untuk memastikan pesan kami terhadap Rusia, Iran dan Korea Utara bisa dipahami secara jelas.”
Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan pemimpin Rusia itu secara pribadi telah menyetujui kebijakan baru Kementerian Luar Negeri Rusia hari Jum’at. (em)