Laporan terbaru Kongres Amerika menyimpulkan militer dan badan intelijen Amerika (CIA) tidak melakukan kesalahan dalam merespons serangan militan terhadap konsulat Amerika di Benghazi, Libya, 11 September 2012.
Serangan itu menewaskan Duta Besar Christopher Stevens dan tiga warga Amerika lainnya.
Para pengecam dari Partai Republik menuduh bahwa Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri berbohong tentang serangan itu dan bahwa mereka memerintahkan tim pencarian dan penyelamatan CIA agar tidak bertindak.
Laporan oleh Komite Intelijen DPR Amerika itu adalah yang ketujuh mengenai serangan itu. Semua laporan itu mencapai kesimpulan yang sebagian besar sama yaitu tidak ada kegagalan intelijen, pemerintah tidak menghalangi upaya penyelamatan oleh CIA dan tidak ada bukti CIA menyalurkan senjata dari Libya ke oposisi di Suriah.
Kedua kepala komite itu – Mike Rogers dari Partai Republik dan Dutch Ruppersberger dari Partai Demokrat – mengatakan para petugas CIA di Benghazi adalah pahlawan yang menyelamatkan nyawa.
Laporan itu juga menyimpulkan masih belum jelas motivasi dan dalang serangan itu secara pasti. Namun mereka menyebutkan kompleks diplomatik tempat Duta Besar Stevens tewas tidak memiliki perlindungan yang memadai dan agen-agen keamanan Departemen Luar Negeri tahu bahwa kompleks itu tidak terlindungi dari serangan bersenjata canggih.
Amerika awal tahun ini menangkap salah satu tersangka gembong pelaku Benghazi, Ahmed Abu Khatalla. Ia sedang diadili di Amerika.