Pertempuran merebut kekuasaan atas kota pelabuhan Libya Timur, Benghazi, telah menewaskan 13 orang lagi, sehari setelah seorang mantan jenderal yang memberontak yang mendukung tentara Libya bertekad untuk merebut kembali kota itu dari militan Islamis.
Hari Rabu (15/10), warga bersenjata dan pasukan yang setia kepada mantan jenderal Khalifa Haftar, bertempur dengan para anggota aliansi kelompok-kelompok milisi Islamis di Benghazi.
Para laskar dari satu kelompok Islamis, Ansar al-Sharia, menyerang batalion tank angkatan darat pada satu dari sedikit sisa pangkalan yang dikuasai pemerintah di kota itu. Kemudian, pesawat terbang milik Haftar menyerang tempat yang dicurigai kedudukan Islamis.
Haftar menyatakan perang terhadap Islamis bulan Mei, tetapi tidak banyak berhasil. Angkatan darat telah kehilangan kekuasaan atas beberapa kamp dan sedang menghadapi serangan terhadap bandara Benghazi, tempat kehadiran pemerintah yang terakhir di kota itu.
Ansar al-Sharia adalah kelompok Islamis yang dituduh Washington melakukan serangan tahun 2012 terhadap konsulat Amerika di Benghazi, dimana duta besar Amerika dan tiga lainya tewas.