Kongres Kolombia Setujui Perjanjian Perdamaian dengan FARC 

Para pendukung anti perjanjian perdamaian antara FARC dengan pemerintah Kolombia berkumpul di luar Kongres di Bogota, Kolombia, 30 November 2016. (AP Photo/Ivan Valencia)

Kongres Kolombia hari Rabu (30/11) mengesahkan perjanjian perdamaian antara pemerintah dan kelompok pemberontak FARC untuk mengakhiri 50 tahun perang antara keduanya.

Majelis rendah memutuskan dengan 130 suara mendukung dan tak ada yang menolak, sehari setelah 75 anggota Senat menyatakan mendukung dan tak ada yang menolaknya.

Para anggota partai mantan presiden Alvaro Uribe di kedua majelis meninggalkan ruangan sebagai protes. Uribe mengritik perjanjian perdamaian yang disebutnya terlalu lunak terhadap para anggota FARC, terutama pemimpin kelompok tersebut, serta kewenangan tunggal yang diberikan kepada para legislator untuk mengesahkan versi perjanjian yang telah direvisi, bukannya meminta persetujuan rakyat melalui referendum nasional.

Versi terdahulu perjanjian itu tidak diterima dalam referendum bulan Oktober, sehingga mendorong lebih dari 50 perubahan di dokumen tersebut.

Persetujuan Kongres itu akan mengawali proses selama enam bulan, di mana lebih dari 7.000 anggota FARC akan menyerahkan senjata mereka.

“Besok, suatu era baru dimulai,” kata Presiden Juan Manuel Santos, yang mendapat Hadiah Nobel Perdamaian pada Oktober lalu atas upaya-upayanya merundingkan perjanjian perdamaian.

Humberto de la Calle, ketua tim perunding pemerintah, telah mendesak para legislator untuk mendukung perjanjian itu, dengan mengatakan perdamaian sekarang ini di Kolombia rapuh dan ini merupakan momen yang sangat penting bagi negara.

Perundingan perdamaian telah berlangsung selama empat tahun dalam upaya mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 220 ribu orang dan menelantarkan jutaan lainnya. [uh/ab]