Presiden Peru Dina Boluarte pada Sabtu (28/1) mendesak para anggota parlemen untuk menemukan jalan keluar dari krisis politik yang semakin dalam dengan menyetujui pemilu sela pada Desember.
Desakan Boluarte muncul hanya beberapa jam setelah Kongres memberikan suara menentang gagasan tersebut.
Pada Sabtu (28/1) dini hari, para anggota parlemen menolak permintaan Boluarte untuk memajukan pemilu ke Desember, bahkan ketika protes-protes anti-Boluarte yang berkecamuk di seluruh negeri telah menewaskan puluhan orang.
"Kami menyesalkan sikap Kongres Republik yang gagal menentukan tanggal pemilihan umum di mana rakyat Peru dapat secara bebas dan demokratis memilih penguasa baru," ujar Bolartue melalui akun Twitter-nya pada Sabtu (28/1).
Ia mendesak para politisi untuk "mengesampingkan kepentingan partisan mereka dan menempatkan kepentingan Peru di atas kepentingan mereka."
Negara Amerika Selatan itu telah terlibat dalam krisis politik dengan protes-protes hampir setiap hari sejak 7 Desember, ketika mantan presiden Pedro Castillo ditangkap setelah mencoba membubarkan Kongres dan memerintah dengan dekrit.
Para pendukung Castillo menuntut agar Boluarte mengundurkan diri dan mengadakan pemilihan umum baru. Mereka memblokir jalan raya, menyebabkan kelangkaan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah mengatakan akan segera mengerahkan polisi dan tentara untuk membersihkan blokade jalan. [vm/ft]