Konsumsi Lemak Sehat bisa Selamatkan Nyawa Satu Juta Orang Setiap Tahun

  • Jessica Berman

Orang-orang yang makan lebih banyak lemak sehat mempunyai risiko penyakit jantung lebih rendah.

Hampir sejuta orang berisiko meninggal dunia karena penyakit jantung setiap tahun mungkin bisa diselamatkan bila mereka mengonsumsi banyak makanan yang mengandung lemak sehat.

Kesehatan orang-orang yang kurang mengonsumsi lemak jenuh yang sehat, yang banyak ditemukan dalam kacang kedelai, jagung, kacang-kacangan, ikan dan minyak biji bunga matahari sangat berisiko. Lemak yang baik bagi jantung itu membantu mengurangi kolesterol buruk dalam darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

Berdasarkan data tahun 2010, para periset di Universitas Tufts di Boston, Massachusetts, memperkirakan lebih dari 711.000 orang tewas pada tahun tersebut karena kurang mengonsumsi lemak yang sehat itu.

Sementara itu, lemak jahat, lemak jenuh yang ditemukan dalam daging, keju, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, menyebabkan kematian terkait penyakit jantung pada sekitar 250,000 orang. Lemak jahat, yang dikenal sebagai lemak trans, yang ditemukan dalam makanan kemasan, terkait dengan lebih dari setengah juta kematian di seluruh dunia.

Dariush Mozaffarian adalah dekan Fakultas Sains dan Kebijakan Nutrisi Universitas Tufts, sekaligus penulis senior studi itu, yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Jantung Amerika.

Dia dan para koleganya menganalisis data, termasuk data yang tersedia mengenai diet dan pangan, dari 186 negara.

Mozaffarian mengatakan, "Prioritas utama yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit jantung seharusnya meningkatkan lemak sehat dan mengurangi lemak trans atau lemak artifisial hasil proses industri."

Dengan mempelajari perubahan kecenderungan konsumsi lemak, para periset mendapati bahwa pelarangan lemak trans dalam makanan kemasan di beberapa negara telah menyebabkan berkurangnya kematian.

"Di negara-negara kaya seperti AS dan Eropa Barat, beban karena lemak artifisial itu berkurang, dan hal itu konsisten dengan berbagai upaya kebijakan aktif untuk mengurangi lemak trans di negara-negara kaya. Tetapi di negara berpendapatan menengah dan miskin, masih banyak kematian karena lemak trans. Lemak trans berasal dari minyak sayur yang terhidrogenasi parsial. Itu adalah lemak murah di banyak negara tersebut," tambahnya.

Para ilmuwan menemukan korelasi antara risiko penyakit jantung dan makan daging merah.



Negara-negara tropis itu termasuk Kepulauan Solomon, Malaysia dan Filipina, memiliki tingkat kematian tertinggi karena penyakit jantung yang terkait dengan konsumsi lemak jenuh dalam makanan kemasan.

Negara-negara di bekas Uni Soviet, terutama Ukraina, memiliki tingkat kematian terbesar karena kurangnya konsumsi lemak sehat.

Temuan-temuan itu adalah bagian dari Studi Beban Penyakit Global yang didanai oleh Yayasan Gates. [vm/lt]