Korban tewas akibat tenggelamnya kapal pencari suaka di lepas pantai Indonesia telah meningkat menjadi 15 orang, setelah petugas menemukan empat lagi jenazah lagi, Jumat (26/7).
Petugas berwenang menemukan jenazah empat perempuan, Kamis malam (25/7) dan Jumat pagi (26/7) dekat pantai Ujung Genteng, sekitar 50 kilometer sebelah barat dari lokasi tenggelamnya kapal tunda yang berjubel hari Selasa lalu, di lepas pantai Jawa Barat. Demikian keterangan Rochmali, seorang pejabat SAR setempat.
Jumlah pasti orang yang hilang masih belum diketahui jelas, karena tidak ada daftar penumpang. Namun kapal itu diyakini mengangkut sekitar 204 orang, dan 189 orang dari mereka selamat. Sebagian besar penumpang berasal dari Iran, Irak, dan Sri Lanka menuju Australia. Operasi pencarian akan diteruskan sampai dengan Sabtu.
Rochmali, yang mencari orang yang selamat dengan helikopter, mengatakan mereka telah memperlebar daerah pencarian dengan mengikuti arus ke barat hingga 60 kilometer, namun hingga JUmat pagi tidak ada tanda orang yang selamat.
Luasnya kepulauan Indonesia dan kedekatannya dengan Pulau Christmas Australia menjadikan Indonesia populer sebagai tempat bertolak untuk pelayaran berbahaya itu. Ratusan pencari suaka dari negara-negara yang dilanda perang telah kehilangan nyawa mereka dalam upaya melakukan perjalanan itu dengan kapal-kapal nelayan yang reot.
Jumlah pasti orang yang hilang masih belum diketahui jelas, karena tidak ada daftar penumpang. Namun kapal itu diyakini mengangkut sekitar 204 orang, dan 189 orang dari mereka selamat. Sebagian besar penumpang berasal dari Iran, Irak, dan Sri Lanka menuju Australia. Operasi pencarian akan diteruskan sampai dengan Sabtu.
Rochmali, yang mencari orang yang selamat dengan helikopter, mengatakan mereka telah memperlebar daerah pencarian dengan mengikuti arus ke barat hingga 60 kilometer, namun hingga JUmat pagi tidak ada tanda orang yang selamat.
Luasnya kepulauan Indonesia dan kedekatannya dengan Pulau Christmas Australia menjadikan Indonesia populer sebagai tempat bertolak untuk pelayaran berbahaya itu. Ratusan pencari suaka dari negara-negara yang dilanda perang telah kehilangan nyawa mereka dalam upaya melakukan perjalanan itu dengan kapal-kapal nelayan yang reot.