Upacara peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan sebuah taman anak-anak di Boston hari Rabu (16/8). Taman ini akan diberi nama korban termuda dari tindakan teroris yang mengerikan dalam sejarah Amerika.
Martin Richard berumur delapan tahun ketika dua bom yang meledak di dekat garis akhir Boston Marathon tahun 2013 menewaskannya, serta dua orang lainnya.
Martin's Park akan menjadi taman bermain di pantai Boston selatan. Ini akan menjadi apa yang disebut ayahnya, Bill Richard, "tempat di mana semua anak akan mempunyai kesempatan untuk belajar dan bermain bersama tanpa prasangka."
Walikota Boston dari partai Demokrat Martin Walsh dan Gubernur Massachusetts Charlie Barker hadir dalam upacara peletakan batu pertama. Mereka mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang menyumbangkan waktu dan uang untuk membantu membangun Taman Martin atau Martin’s Park itu.
Saat dibuka nanti pada akhir tahun 2018, taman yang hanya berjarak beberapa blok dari Museum Anak-anak Boston, akan menampilkan kapal bajak laut, tempat untuk memanjat dengan tali dan batu, ayunan, dan peluncur.
Anak-anak yang menggunakan kursi roda akan bisa dengan mudah mengunjungi tempat-tempat yang menarik. Adik perempuan Martin, Jane, kehilangan kaki dalam serangan pemboman itu.
"Saya tahu Martin bahagia karena masyarakat berkumpul untuk membangun sesuatu yang inklusif, dan sangat bsesuai dengan kemauannya," kata Jane.
Dua bersaudara laki-laki dari Kyrgyzstan keturunan Chechnya, Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang, ketika mereka meledakkan dua bom dalam ransel dekat garis finish Boston Marathon pada bulan April 2013.
Serangan teroris itu merupakan reaksi nyata terhadap perang yang dilancarkan Amerika di Afghanistan.
Tamerlan tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa hari kemudian. Dzhokhar yang luka- luka ditangkap bersembunyi di sebuah halaman belakang rumah di pinggiran kota Boston.
Ia ditahan di sebuah penjara federal menunggu pelaksanaan hukuman matinya. [sp/ii]