Sejumlah pejabat kesehatan China melaporkan, Rabu (12/2), jumlah korban tewas akibat wabah virus korona telah meningkat hingga lebih dari 1.100.
Data yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional mencakup 97 kematian baru dan total 44.653 orang yang dikukuhkan terinfeksi sejak wabah mulai merebak bulan lalu. Namun sejumlah pakar meragukan keakuratan data tersebut.
Sementara kasus virus korona umumnya terjadi di China daratan, ratusan kasus juga dilaporkan tercatat di puluhan negara lain, umumnya berasal dari mereka yang pernah bepergian ke China.
BACA JUGA: Dampak Virus Korona, Jumlah Wisatawan di Bali Menurun DrastisKasus terbesar di luar China terjadi di sebuah kapal pesiar yang saat ini berada di Yokohama, Jepang, di mana 174 dari 3.700 orang di kapal itu terbukti positif telah tertular.
China telah mengisolasi sejumlah kawasan dalam usaha menghentikan penyebaran vius itu.
Selasa (11/2), media pemerintah melaporkan, pemerintah di provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah, telah memecat dua pejabat kesehatan tertingginya.
BACA JUGA: Korban ‘Virus Korona’ Tembus 1.000, China Pecat 2 Pejabat Tinggi KesehatanOrganisasi kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menamakan virus itu COVID-19 pada sebuah pertemuan Selasa (11/2), satu hari setelah Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penularan virus korona antara orang-orang yang tidak pernah ke China bisa menjadi "percikan api yang menjadi lebih besar." [ab/uh]