Para petugas kesehatan Mesir di sebuah rumah sakit kecil di Kairo mengatakan sedikitnya 38 orang tewas dalam bentrokan antara aparat keamanan dan para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi, Sabtu (27/7).
Para dokter mengatakan mereka kewalahan di rumah sakit yang dioperasikan dari kota Nasr, Kairo yang menjadi benteng Ikhwanul Muslimin, dimana para demonstran telah berkemah selama lebih dari tiga pekan. Laporan-laporan lain mengatakan korban tewas mungkin mencapai hampir dua kali lipat dari angka itu.
Pendukung Morsi hari Jum’at berdemonstrasi di luar masjid Rabia el-Adawiya, sementara Ikhwanul Muslimin memasang foto-foto demonstrasi pro-Morsi di seluruh Mesir di twitter.
Panglima militer Jendral Abdel Fatah el-Sissi hari Jum’at mendesak “seluruh warga Mesir yang terhormat” untuk turun ke jalan guna memberinya mandat guna memerangi apa yang disebutnya “aksi kekerasan dan terorisme”.
Demonstrasi itu berlangsung setelah seorang hakim Mesir memerintahkan perpanjangan penahanan presiden terguling Mohammed Morsi atas tuduhan konspirasi.
Kantor berita resmi Mesir MENA mengatakan Mohammed Morsi telah ditahan selama 15 hari, sementara para pejabat menyelidiki tuduhan-tuduhan bahwa ia telah berkonspirasi dengan kelompok militan Palestina, Hamas. Pemimpin Islamis itu telah ditahan tanpa dakwaan di sebuah penjara militer rahasia sejak tanggal 3 Juli ketika ia digulingkan oleh tentara Mesir.
Para pemimpin dunia menunjukkan keprihatinan mereka tentang meningkatnya aksi kekerasan, polarisasi masyarakat Mesir dan penumpasan militer terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin.
Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Kamis menyerukan agar semua pihak menahan diri, dengan mengatakan ia mendukung hak setiap warga Mesir untuk melangsungkan demonstrasi damai. Ia juga menambahkan bahwa militer Mesir seharusnya “mengakhiri penangkapan sepihak dan bentuk-bentuk pelanggaran lain yang dilaporkan”. Ia mengatakan Mohammed Morsi dan anggota-anggota Ikhwanul Muslimin lain yang ditahan seharusnya dibebaskan atau dikaji kasus hukumnya.
Militer Mesir mendominasi dunia politik di Mesir selama puluhan tahun hingga tergulingnya Hosni Mubarak, yang juga mantan panglima militer. Mesir memiliki sejarah permusuhan yang panjang dengan Ikhwanul Muslimin, partai politik yang paling terorganisir di Mesir.
Pendukung Morsi hari Jum’at berdemonstrasi di luar masjid Rabia el-Adawiya, sementara Ikhwanul Muslimin memasang foto-foto demonstrasi pro-Morsi di seluruh Mesir di twitter.
Panglima militer Jendral Abdel Fatah el-Sissi hari Jum’at mendesak “seluruh warga Mesir yang terhormat” untuk turun ke jalan guna memberinya mandat guna memerangi apa yang disebutnya “aksi kekerasan dan terorisme”.
Demonstrasi itu berlangsung setelah seorang hakim Mesir memerintahkan perpanjangan penahanan presiden terguling Mohammed Morsi atas tuduhan konspirasi.
Kantor berita resmi Mesir MENA mengatakan Mohammed Morsi telah ditahan selama 15 hari, sementara para pejabat menyelidiki tuduhan-tuduhan bahwa ia telah berkonspirasi dengan kelompok militan Palestina, Hamas. Pemimpin Islamis itu telah ditahan tanpa dakwaan di sebuah penjara militer rahasia sejak tanggal 3 Juli ketika ia digulingkan oleh tentara Mesir.
Para pemimpin dunia menunjukkan keprihatinan mereka tentang meningkatnya aksi kekerasan, polarisasi masyarakat Mesir dan penumpasan militer terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin.
Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Kamis menyerukan agar semua pihak menahan diri, dengan mengatakan ia mendukung hak setiap warga Mesir untuk melangsungkan demonstrasi damai. Ia juga menambahkan bahwa militer Mesir seharusnya “mengakhiri penangkapan sepihak dan bentuk-bentuk pelanggaran lain yang dilaporkan”. Ia mengatakan Mohammed Morsi dan anggota-anggota Ikhwanul Muslimin lain yang ditahan seharusnya dibebaskan atau dikaji kasus hukumnya.
Militer Mesir mendominasi dunia politik di Mesir selama puluhan tahun hingga tergulingnya Hosni Mubarak, yang juga mantan panglima militer. Mesir memiliki sejarah permusuhan yang panjang dengan Ikhwanul Muslimin, partai politik yang paling terorganisir di Mesir.