Para pemantau Suriah mengatakan korban tewas akibat serangan udara Rusia dan Suriah yang dimulai akhir bulan lalu terhadap posisi-posisi pemberontak di barat daya Aleppo telah melebihi 300 orang. Mereka mengatakan lebih dari 1.000 lainnya, banyak dari mereka perempuan dan anak-anak, luka- luka.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berkantor di Inggris. dalam sebuah pernyataan hari Selasa (5/12), mengatakan serangan baru menyasar delapan permukiman pengungsi di provinsi Idlib, kira-kira 100 kilometer sebelah barat daya dari Aleppo. Pernyataan itu mengatakan, sepertiga korban yang tewas adalah anak-anak.
Rusia mengumumkan bulan lalu akan melanjutkan serangan udara di Provinsi Idlib dan Homs untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Damaskus akan menolak tiap kesepakatan gencatan senjata di Aleppo yang memungkinkan pemberontak tetap tinggal di daerah itu, untuk mencegah mereka menyusun kekuatan dan melancarkan serangan baru.
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri yang menolak kehadiran pemberontak di kota utara itu disampaikan tiga hari setelah komandan pemberontak Suriah di Aleppo timur memperingatkan bahwa mereka tidak akan meninggalkan sektor ini.
Para diplomat mengatakan permusuhan kedua pihak itu meningkatkan kemungkinan akan terjadi pertempuran Aleppo yang menentukan dalam waktu dekat, kecuali kalau dicapai kesepakatan untuk mengakhiri serangan udara Rusia dan Suriah yang telah berlangsung berbulan-bulan. [sp/isa]