Pemerintah Suriah mengatakan akan menolak setiap kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pemberontak untuk tinggal di Suriah timur, dengan alasan hal itu akan memungkinkan para pemberontak untuk “berkonsolidasi dan mengulangi kejahatan mereka.”
Kementerian Luar Negeri Suriah, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, yang menyebut pemberontak sebagai teroris, mengacu pada 81 warga sipil yang tewas oleh tembakan pemberontak terhadap distrik-distrik yang dikuasai oleh pemerintah dalam tiga minggu terakhir, menurut organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang memantau pelanggaran HAM di Suriah.
Dalam pernyataan tersebut, Suriah bertekad tidak akan meninggalkan warga di Aleppo timur dalam apa yang disebutnya sebagai “tawanan teroris.”
Pernyataan Suriah itu disampaikan hanya sehari setelah Rusia dan China memveto pemungutan suara Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan gencatan senjata tujuh hari di Aleppo untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai kota itu. [lt]
