Para pejabat penjaga pantai mengatakan 20 orang dipastikan tewas, meskipun korban tewas diperkirakan akan meningkat tajam karena masih banyaknya penumpang yang hilang.
Tim penyelamat Korea Selatan melawan arus kuat dan air keruh dalam pencarian 282 orang yang hilang setelah sebuah kapal feri terbalik di lepas pantai selatan di negara itu.
Para pejabat penjaga pantai mengatakan 20 orang dipastikan tewas, meskipun korban tewas diperkirakan akan meningkat tajam. Sebanyak 179 penumpang telah diselamatkan.
Belum jelas apakah ada yang korban yang masih hidup dalam kapal itu, yang hampir sepenuhnya tenggelam di dalam air yang bertemperatur 12 derajat Celcius.
Menteri Keamanan dan Administrasi Publik Korea Selatan Kang Byung - kyu mengatakan kapal-kapal derek akan berusaha mengangkat kapal itu keluar dari air.
Keluarga penumpang yang hilang marah kepada pemerintah karena merasa upaya penyelamatannya lambat.
Banyak yang menyampaikan rasa frustrasi kepada Presiden Park Geun-hye dalam pertemuan mendadak di Pulau Jindo, di dekat lokasi kecelakaan.
Presiden Park berusaha meyakinkan anggota keluarga yang bingung bahwa pihak berwenang melakukan segala upaya dalam misi pencarian dan penyelamatan.
Kapal feri Sewol berbobot 6.825 - ton itu bertolak dari pelabuhan Incheon Selasa malam menuju pulau Jeju, kira-kira 100 kilometer di lepas pantai barat daya.
Pihak berwenang belum menetapkan penyebab bencana itu. Tetapi beberapa korban melaporkan mendengar suara benturan keras sebelum kapal berguling ke samping dan mulai tenggelam.
Sam Bateman, pensiunan komodor Angkatan laut Australia memperingatkan agar orang tidak terburu-buru mengambil kesimpulan pada tahap penyidikan yang masih begitu awal. Namun ia mengatakan kepada VOA bahwa masalahnya mungkin terkait gerbang belakang kapal yang digunakan untuk lewat kendaraan atau kargo berukuran besar.
Jika memang air mulai masuk melalui pintu belakang, kata Bateman, itu dapat menimbulkan yang disebut dampak “permukaan bebas” di mana air seperti teraduk-aduk di sekitar geladak, membuat kapal menjadi sangat tidak stabil.
Para pejabat penjaga pantai mengatakan 20 orang dipastikan tewas, meskipun korban tewas diperkirakan akan meningkat tajam. Sebanyak 179 penumpang telah diselamatkan.
Belum jelas apakah ada yang korban yang masih hidup dalam kapal itu, yang hampir sepenuhnya tenggelam di dalam air yang bertemperatur 12 derajat Celcius.
Menteri Keamanan dan Administrasi Publik Korea Selatan Kang Byung - kyu mengatakan kapal-kapal derek akan berusaha mengangkat kapal itu keluar dari air.
Keluarga penumpang yang hilang marah kepada pemerintah karena merasa upaya penyelamatannya lambat.
Banyak yang menyampaikan rasa frustrasi kepada Presiden Park Geun-hye dalam pertemuan mendadak di Pulau Jindo, di dekat lokasi kecelakaan.
Presiden Park berusaha meyakinkan anggota keluarga yang bingung bahwa pihak berwenang melakukan segala upaya dalam misi pencarian dan penyelamatan.
Kapal feri Sewol berbobot 6.825 - ton itu bertolak dari pelabuhan Incheon Selasa malam menuju pulau Jeju, kira-kira 100 kilometer di lepas pantai barat daya.
Pihak berwenang belum menetapkan penyebab bencana itu. Tetapi beberapa korban melaporkan mendengar suara benturan keras sebelum kapal berguling ke samping dan mulai tenggelam.
Sam Bateman, pensiunan komodor Angkatan laut Australia memperingatkan agar orang tidak terburu-buru mengambil kesimpulan pada tahap penyidikan yang masih begitu awal. Namun ia mengatakan kepada VOA bahwa masalahnya mungkin terkait gerbang belakang kapal yang digunakan untuk lewat kendaraan atau kargo berukuran besar.
Jika memang air mulai masuk melalui pintu belakang, kata Bateman, itu dapat menimbulkan yang disebut dampak “permukaan bebas” di mana air seperti teraduk-aduk di sekitar geladak, membuat kapal menjadi sangat tidak stabil.