Korea Selatan Masih Enggan Penuhi Permintaan Bantuan Senjata Ukraina 

Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan, Eom Dong-hwan, dalam konferensi pers di Gdynia, Polandia, saat Korsel mengirimkan persenjataan militer berupa tank dan howitzer kepada Polandia, 6 Desember 2022 (foto: ilustrasi).

Korea Selatan harus secara lebih eksplisit mendukung perjuangan Ukraina melawan Rusia, kata duta besar Ukraina untuk Seoul kepada VOA. Ukraina memperbarui dorongan permintaannya akan persenjataan dari Korea Selatan, yang dapat berperan penting membantu Ukraina merebut kembali wilayahnya yang dikuasai Rusia.

Dalam pernyataan tertulis kepada VOA, Duta Besar Dmytro Ponomarenko mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan kemanusiaan yang diberikan Korea Selatan. Akan tetapi, ia menekankan bahwa Ukraina masih “sangat membutuhkan” persenjataan berat dari Seoul.

“Sayangnya, Korea Selatan masih enggan memberikan persenjataan yang dibutuhkan militer kami di garis depan,” kata Ponomarenko.

BACA JUGA: Menlu AS Ragukan Keseriusan Rusia dan Komitmen China untuk Perdamaian Ukraina

Sejak invasi Rusia setahun lalu, Ukraina rutin mengajukan permohonan terbuka kepada Korea Selatan untuk memberi mereka bantuan persenjataan. Namun situasinya semakin mendesak ketika Rusia mendorong serangannya di sisi timur Ukraina, di mana kedua pihak mengalami kekurangan amunisi.

“Kami membutuhkan pengiriman kendaraan lapis baja berat, artileri dan sistem pertahanan udara, amunisi dan peralatan standar NATO tanpa tersendat dan tepat waktu agar bisa melanjutkan operasi kontra-ofensif,” kata Ponomarenko.

Korea Selatan merupakan salah satu eksportir senjata terbesar di dunia dan baru-baru ini semakin merapat ke Barat. Akan tetapi, Seoul belum menyetujui penjualan maupun pemberian sumbangan persenjataan ke Ukraina, dengan alasan peraturan hukum dalam negeri yang secara ketat meregulasi pengiriman senjata ke medan perang.

Meski demikian, Korea Selatan telah mengirim beberapa paket bantuan militer yang tidak mematikan, seperti rompo antipeluru, helm dan obat-obatan. Belum lama ini, Korsel juga berencana mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai $130 juta (Rp1,9 triliun) ke Ukraina, sebagai tambahan atas bantuan senilai $100 juta (Rp1,5 triliun) yang diberikan tahun lalu.

Ponomarenko mendesak Korea Utara agar mengambil tindakan lebih jauh, dengan mengatakan bahwa pengiriman senjata akan konsisten dengan cita-cita demokrasi Korea Selatan dan statusnya sebagai “negara penting dunia.”

“Duduk di tepian dan berpura-pura netral tidak membantu pihak yang memilih ‘jalan’ seperti itu maupun perjuangan perdamaian secara keseluruhan,” kata Ponomarenko. [rd/jm]