Korea Selatan Mulai Sidang Orang Kepercayaan Presiden

Choi Soon-sil, orang kepercayaan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, pada hari pertama persidangan di Pengadilan Distrik Seoul (19/12).

Choi Soon-sil dituntut melakukan pelanggaran jabatan, melakukan pemerasan dan berupaya melakukan kecurangan.

Orang kepercayaan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang telah dipenjara, akan mulai disidang Senin (19/12) untuk mengetahui skandal yang mendorong pemakzulan Park setelah jutaan orang berdemonstrasi di jalan-jalan.

Sidang peradilan terhadap Choi Soon-sil, sahabat Park selama 40 tahun, adalah yang terbesar sejak pengadilan awak kapal feri yang tenggelam dan menewaskan lebih dari 300 orang tahun 2014. Sepuluh orang lain yang terlibat skandal itu juga akan diajukan ke meja hijau.

Spekulasi tentang Choi mendominasi pemberitaan media lokal setiap hari selama berbulan-bulan, tetapi sosok Choi masih misterius. Ia terakhir kali tampil di hadapan publik tanggal 31 Oktober ketika ia, setelah kehilangan salah satu sepatu Prada dalam keributan dengan media dan demonstran, mengatakan kepada wartawan di kantor jaksa Seoul bahwa ‘’ia telah melakukan dosa yang layak dijatuhi hukuman mati’’.

Seorang mahasiswi Korea Selatan memegang poster yang menggambarkan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye (kanan bawah) sebagai boneka dan Choi Soon-sil, orang kepercayaannya, sebagai dalang, di Seoul (3/11).

Sidang di Pengadilan Distrik Pusat Seoul akan mengkaji tuntutan terhadap Choi, yang menurut jaksa penuntut umum telah memanipulasi urusan negara dan memeras para pebisnis. Sidang juga akan menetapkan jadwal sidang berikutnya. Choi sendiri tidak diharuskan mengikuti sidang ini.

Sidang dinyatakan terbuka untuk umum, tetapi kekhawatiran akan terjadinya ketegangan dalam sidang akibat membludaknya hadirin membuat pejabat pengadilan mengeluarkan tiket masuk khusus.

Belum jelas berapa lama sidang ini akan berlangsung. Biasanya pengadilan di Korea Selatan akan mengeluarkan vonis dalam waktu enam bulan setelah penyampaian tuntutan, sehingga kemungkinan besar Choi akan divonis pada bulan Mei 2017 jika tim jaksa tidak mengajukan tuntutan-tuntutan baru.

Wakil-wakil Park telah mempertanyakan legalitas pemakzulannya dan mengatakan tidak ada kejahatan serius yang dilakukan presiden itu.

Pemerasan

Choi dituntut melakukan pelanggaran jabatan, melakukan pemerasan dan berupaya melakukan kecurangan. Menurut juru bicara pengadilan Shin Jae-hwan, jika terbukti bersalah maka Choi bisa dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara.

Sebelum ditangkap Choi mengatakan telah menerima sejumlah pidato Park lebih awal tetapi tidak tahu apakah pidato itu berisi informasi-informasi rahasia. Ia membantah tuntutan-tuntutan lain.

Tim jaksa menuduh Choi telah membantu menekan 16 perusahaan untuk memberi sumbangan yang totalnya mencapai US$65,6 juta untuk mendirikan dua yayasan nirlaba Mir dan K-Sports.

Choi Soon-sil (tengah, bertopi hitam), dikelilingi jaksa penuntut dan wartawan di pengadilan di Seoul, Oktober 2016.

Menurut tim jaksa, Park yang pertama kali menggagas peluncuran yayasan itu dan memerintahkan pejabat senior urusan koordinasi kebijakan ketika itu, Ahn Jong-beom, untuk meminta perusahaan-perusahaan tersebut membiayai pembentukannya, sambil membiarkan Choi mengurusi penunjukan pejabat-pejabat yayasan itu.

Choi dituduh menggunakan kunjungan resmi seorang pejabat tinggi China ke Seoul untuk menekan perusahaan-perusahaan itu memberi sumbangan lebih cepat kepada Mir.

Choi dituntut menekan Hyundai Motors dan perusahaan telekomunikasi KT untuk menandatangani kontrak tambahan bernilai $6 juta dan $5,7 juta. Hal serupa dilakukan terhadap Playground, sebuah perusahaan periklanan yang dikelolanya. Choi juga dituntut menekan Hyundai untuk membeli komponen-komponen kendaraan bernilai $930.450 dari sebuah perusahaan yang dikenalnya.

Siapa Choi?

Choi Soon-sil, 60, adalah putri mendiang Choi Tae-min, seorang pemimpin kultus yang juga menjadi mentor Park Geun-hye. Park, yang berusia 64 tahun, adalah putri Park Chung-hee, diktator yang memerintah Korea Selatan selama 18 tahun hingga dibunuh tahun 1979.

Kedua perempuan itu menjadi sahabat pada tahun 1970an, ketika Park mulai menjabat sebagai ibu negara setelah ibunya tewas dalam dalam percobaan pembunuhan Park Chung-hee yang gagal tahun 1974. Park Geun-hye pernah memimpin kelompok patriotik yang didirikan oleh Choi Tae-min, sementara Choi Soon-sil menjadi pemimpin unit kampus kelompok itu.

Park mengakui hubungan dekatnya dengan Choi setelah mencuat skandal pada Oktober lalu, dan menggambarkan Choi sebagai seseorang yang membantunya “ketika menghadapi kesulitan” pada masa lalu, merujuk pada pembunuhan kedua orangtuanya.

Mantan suami Choi adalah kepala staf Park ketika ia menjabat sebagai anggota parlemen, sebelum menjadi presiden pada awal 2013. [em]