Korea Utara telah mengingatkan bahwa pihaknya mungkin akan memperkuat persenjataan nuklirnya jika Amerika tidak mencabut sanksi-sanksi ekonomi terhadap negara itu.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Jumat (2/11), Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan negara itu dapat memberlakukan kembali kebijakan “pyongjin” yang secara bersamaan memajukan persenjataan nuklir dan pengembangan ekonomi, jika Amerika tidak mencabut sanksi-sanksi ekonomi.
Korea Utara tidak mengancam untuk mengabaikan perundingan nuklir yang sedang berlangsung dengan Amerika, tetapi dalam pernyataan itu mengatakan “peningkatan hubungan dan sanksi-sanksi itu tidak sesuai.”
Korea Utara menuduh Amerika mengesampingkan komitmen yang dibuat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump dalam pertemuan bersejarah keduanya di Singapura 12 Juni lalu.
BACA JUGA: Utusan AS ke Korut Yakin Denuklirisasi akan TercapaiMenteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam wawancara dengan Fox News hari Jumat (2/11) mengatakan “ia bertemu Kim Oktober lalu” dan dalam pembicaraan mereka “Kim telah menjelaskan niatnya untuk melakukan denuklirisasi.”
Tetapi Pompeo menambahkan bahwa verifikasi denuklirisasi Korea Utara merupakan hal yang paling penting. “Kita harus memastikan bahwa hal ini terjadi,” ujar Pompeo. “Kita tidak bisa begitu saja mempercayai kata-kata seseorang. Masih banyak yang harus dilakuan, tetapi saya yakin kita akan tetap memberikan tekanan ekonomi hingga Kim memenuhi komitmen yang dibuatnya dengan Presiden Trump di Singapura Juni lalu.”
Pompeo mengatakan akan melakukan pertemuan dengan mitranya di Korea Utara minggu depan, tetapi tidak merinci tanggal dan lokasi pertemuan itu. [em]