Korea Utara Jadi Fokus Pertemuan Amerika-Jepang-Korea Selatan

Orang-orang menyaksikan program berita yang menyajikan foto pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di layar televisi yang terpasang di Stasiun Kereta Api Suseo, di Seoul, Korea Selatan, 25 Maret 2021.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) di Washington, mengatakan, “Setiap aspek dari kebijakan Korea Utara” akan dibahas ketika penasihat keamanan nasional dari Amerika, Jepang dan Korea Selatan melangsungkan pertemuan pada Jumat (2/4).

Ini merupakan pertempuan pertama tiga negara itu sejak Joe Biden menjadi presiden.

Menurut analis, pertemuan ini berlangsung di tengah-tengah perbedaan penting dalam kebijakan ketiga negara terhadap Korea Utara.

Provokasi rudal Korea Utara baru-baru ini, tanggapan Pyongyang terhadap virus corona, dan pembicaraan diplomatik baru-baru ini antara China dan Korea Utara menjadi bagian dari agenda pembicaraan nanti.

Pejabat Amerika, Kamis (1/4), mengatakan kepada wartawan bahwa “maksud kami adalah melakukan kajian mendalam yang akan mendasari proses kami ke depan.”

Pertemuan di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland, berlangsung setelah Korea Utara menguji sebuah rudal jelajah, dan disusul sepasang rudal balistik jarak pendek.

“Semua hal yang kami lakukan sehubungan Korea Utara, kami rasa harus kami lakukan lewat kemitraan dan seirama dengan Jepang dan Korea Selatan,” kata pejabat pemerintahan senior, yang berbicara secara anonim.

“Tidak mungkin akan ada terobosan trilateral di Annapolis atau dalam tahun-tahun mendatang sebelum pemilihan presiden Korea Selatan,” menurut perkiraan Sue Mi Terry, peneliti senior dan kepala studi Korea di Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Pembicaraan di Akademi Angkatan Laut juga dilakukan setelah lawatan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ke Jepang dan Korea Selatan guna menegaskan sikap pemerintah Biden yang ingin meningkatkan persekutuan di Asia menyusul empat tahun yang sulit di bawah pemerintahan sebelumnya.

Pejabat pemerintahan senior itu mengatakan, pembicaraan pada Jumat (2/4) juga akan menyinggung isu-isu kawasan lain yang menjadi keprihatinan bersama, termasuk “situasi tragis di Myanmar” dan kegiatan Beijing yang meningkat di Laut Cina Selatan. [jm/em]