Korea Utara Minggu pagi (12/2) meluncurkan misil balistik ke Laut Jepang. Pejabat-pejabat militer Korea Utara mengatakan proyektil misil itu jatuh di laut.
Insiden itu merupakan peluncuran militer pertama yang dilakukan Korea Utara sejak Presiden AS Donald Trump berkuasa 22 hari lalu. Reaksi awal beberapa analis Barat adalah Korea Utara tampaknya melakukan peluncuran itu untuk menguji bagaimana tanggapan Trump terhadap situasi tersebut.
Sejumlah laporan awal menunjukkan misil itu merupakan roket jarak menengah yang mampu mencapai target yang terletak ribuan kilometer dari Korea Utara, tetapi bukan misil balistik antar-benua yang mampu mencapai Amerika. Korea Utara sebelumnya membual bahwa pihaknya sedang mengembangkan misil jarak jauh semacam itu.
Ketika insiden itu terjadi, Trump sedang berada di Florida, dalam jamuan makan malam dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sedang melawat ke Amerika. Kedua pemimpin itu Sabtu pagi sempat bermain golf.
Misil itu diluncurkan Minggu pagi sekitar jam 7.55 waktu setempat, dan tampaknya merupakan jenis misil yang bisa mencapai Jepang. Meskipun demikian roket ditembakkan ke arah timur Semenanjung Korea, bukan ke wilayah Jepang.
Pejabat-pejabat militer Korea Selatan mengatakan obyek itu jatuh di laut di pantai timur Semenanjung Korea, tetapi tidak merinci lokasinya.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pidato Tahun Baru bulan lalu mengatakan negara yang terisolir itu akan menguji misil balistik antar-benua (ICBM).
Dalam lawatan ke kawasan itu awal bulan ini, Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis kembali meyakinkan komitmen Amerika di kawasan pada Jepang dan Korea Selatan, serta menekankan dukungan pada sekutu-sekutunya di Asia. Mattis mengingatkan Korea Utara bahwa serangan apa pun akan dibalas dengan kekuatan penuh. [em]