Korea Utara Peringatkan Pemerintahan Biden Jika Inginkan Perdamaian

Seorang pria menyaksikan siaran televisi yang menyajikan berita dengan foto Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Stasiun Kereta Seoul, Korea Selatan, 4 Juni 2020.

Kantor berita Korea Utara melaporkan, Selasa (16/3), Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, mengkritik latihan militer yang sedang berlangsung di Korea Selatan. Dia juga memperingatkan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) agar tidak "menyebabkan kekisruhan" jika menginginkan perdamaian.

Pernyataan itu dikeluarkan sehari sebelum diplomat dan kepala pertahanan tertinggi Amerika tiba di Seoul untuk pembicaraan pertama dengan rekan-rekan Korea Selatan.

"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras mengeluarkan aroma menyengat di tanah kami," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.

"Jika ia ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik tidak menyebabkan kisruh pada langkah pertama."

Gedung Putih menyatakan, Senin (15/3), bahwa Korea Utara sejauh ini telah menolak permintaan Amerika Serikat untuk terlibat dalam dialog karena mendinginnya hubungan yang dimulai saat Presiden Donald Trump menjabat dan berlangsung terus semasa kepresidenan Joe Biden.

Pemimpin Kim Jong Un telah mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan komunikasi melalui surat. Namun, negara yang memiliki senjata nuklir itu, mengakhiri pembicaraan dan menyatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali Amerika Serikat mencabut kebijakan permusuhannya.

Pasukan Korea Selatan dan Amerika memulai latihan militer musim semi bersama, yang dibatasi pada simulasi komputer karena risiko virus corona serta upaya berkelanjutan untuk terlibat dengan Korea Utara.

"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa berjalan bersama dengan dialog dan kerjasama," kata Kim Yo Jong, yang menjadi pengecam Seoul yang keras lewat pernyataan media pemerintah Korea Utara.

Ia mengejek Korea Selatan karena "menggunakan permainan perang yang semakin menyusut, dan sekarang terperangkap dalam krisis politik, ekonomi dan epidemi."

Keterlibatan antar-Korea yang semakin meningkat pada 2018 dan diupayakan oleh Korea Selatan "tidak akan datang lagi dengan mudah" dan Korea Utara akan mengawasi potensi terjadinya provokasi lebih lanjut, katanya.

Korea Utara akan mempertimbangkan penarikan diri dari perjanjian militer antar Korea yang bertujuan mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan bersama kedua negara dan akan meninjau apakah akan membubarkan beberapa organisasi yang mempunyai tujuan bekerjasama dengan Selatan, kata Kim. [mg/jm]