Korea Utara mengatakan tidak berminat berunding, seperti yang dilakukan antara Iran dan negara-negara kuat dunia, yang akan mengakibatkan Pyongyang melenyapkan kemampuan nuklirnya.
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri hari Selasa mengatakan, adalah "tidak logis" untuk membandingkan kesepakatan nuklir Iran dengan situasi di Korea Utara, karena Pyongyang "selalu dihadapkan pada sikap permusuhan militer AS yang provokatif, seperti latihan militer bersama besar-besaran dan ancaman nuklir yang serius."
Iran dan enam negara kuat dunia merampungkan sebuah persetujuan pekan lalu yang akan membatasi kemampuan nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi. Setelah perjanjian tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, mengimbau Korea Utara untuk belajar dari kesepakatan nuklir Iran tersebut.
"Satu hal yang dapat saya katakan kepada Korea Utara adalah bahwa tercapainya persetujuan ini menunjukkan bahwa seseorang dapat keluar dari keterkucilan, bebas dari sanksi, mungkin menjadi bagian dari masyarakat dunia atau berpotensi mengakhiri konflik dengan cara damai," ujar Sherman. "Ini barangkali menjadikan Korea Utara berpikir lagi tentang jalan sangat berbahaya yang ditempuhnya."
Korea Utara, hari Selasa, menyatakan pihaknya tidak berminat berdialog untuk membekukan atau melucuti program nuklirnya dan bersikeras bahwa mereka adalah "negara yang bersenjata nuklir."