Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya pada Minggu (28/1). Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Joint Chiefs of Staff/JCS) mengatakan peluncuran tersebut merupakan percobaan yang kedua dalam waktu kurang dari seminggu.
Rudal-rudal tersebut ditembakkan sekitar pukul 08.00 waktu setempat pada Sabtu (27/1). JCs mengatakan otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sedang menganalisa hal tersebut, tanpa menyebutkan secara spesifik berapa banyak rudal yang ditembakkan.
“Sambil memperkuat pengawasan dan kewaspadaan, militer kami bekerja sama erat dengan Amerika Serikat dan memantau tanda-tanda dan aktivitas tambahan dari Korea Utara,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Peluncuran tersebut terjadi beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan apa yang mereka sebut sebagai rudal jelajah strategis baru yang disebut “Pulhwasal-3-31.” Rudal tersebut bertenaga nuklir.
BACA JUGA: Korsel: Korut Tembakkan Beberapa Rudal Jelajah ke LautKorea Utara meningkatkan konfrontasi dengan AS dan sekutunya. Namun para pejabat di Washington dan Seoul mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda Pyongyang berniat mengambil tindakan militer dalam waktu dekat.
Pemerintahan Kim Jong Un kemungkinan akan melanjutkan atau bahkan meningkatkan langkah-langkah provokatif, kata para pejabat dan analis. Kesimpulan itu mencuat setelah negara tersebut membuat kemajuan dalam pengembangan rudal balistik, memperkuat kerja sama dengan Rusia, dan membatalkan tujuan mereka yang telah berlangsung selama puluhan tahun untuk bersatu kembali secara damai dengan Korea Selatan.
Sebelumnya pada Minggu (28/1), media pemerintah Korea Utara KCNA mengecam serangkaian latihan militer yang dilakukan dalam beberapa minggu terakhir oleh pasukan AS dan Korea Selatan. Media itu memperingatkan konsekuensi yang “tanpa ampun” atas latihan itu.
"Pelaksanaan latihan perang nuklir yang gila-gilaan terhadap republik kami sejak awal Tahun Baru menuntut agar kami sepenuhnya siap untuk perang mematikan," demikian isi pesan tersebut.
Korea Utara melakukan uji coba pertama rudal jelajah dengan kemungkinan kemampuan serangan nuklir pada September 2021. [ah/ft]