Korea Utara Tuding AS Penyebab Ketegangan di Semenanjung Korea

  • Margaret Besheer

Sebuah layar menampilkan Dubes Korea Utara untuk PBB Sin Son-ho, dalam konferensi pers di Markas Besar PBB di New York (21/6).

Duta besar Korea Utara untuk PBB mengatakan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea adalah kesalahan Amerika dan memperingatkan ketegangan itu “setiap saat” bisa menjadi perang baru .
Dalam konferensi pers yang jarang terjadi, Duta Besar Korea Utara untuk PBB Sin Son, hari Jumat mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika melanjutkan “kebijakan bermusuhan” terhadap negaranya, khususnya melalui latihan militer tahunannya bersama Korea Selatan dan melanjutkan keberadaan Komando PBB di Korea Selatan.

Sin Son mengatakan komando PBB, gabungan pasukan militer berbagai negara yang mendukung Korea Selatan itu, harus dibubarkan.

“Komando PBB itu, pada dasarnya adalah alat perang yang diatur Amerika untuk menggelar kekuatan negara satelitnya dan menggunakan kekuatan itu selama Perang Korea yang lalu. Komando PBB itu sebenarnya ‘tidak ada’,” kata Son.

Di Washington juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan Komando PBB itu sudah ada di Korea selama bertahun-tahun dan tetap akan berada disana.

Selama pekan lalu, Korea Utara berupaya mengadakan perundingan dengan Selatan tapi dibatalkan karena ketidak sepakatan mengenai protokol. Korea Utara juga menawarkan mengadakan perundingan tingkat pejabat senior dengan Amerika. Duta Besar Sin mengatakan perundingan itu bisa “luas dan mendalam” serta menyelesaikan semua isu-isu yang ada antara kedua negara.

“Dengan kata lain, setiap isu bisa saja diselesaikan sekaligus jika Amerika punya keinginan tulus untuk bekerja sama dengan Korea Utara, tanpa permusuhan apapun guna menciptakan perdamaian dan kestabilan di Semenanjung Korea dan kawasan itu,” kata Son.

Amerika sebelumnya mengatakan terbuka bagi perundingan-perundingan yang “kredibel” dengan Korea Utara tapi Korea Utara harus mengambil langkah-langkah untuk “meninggalkan program nuklirnya secara kongkrit” sebelum melakukan perundingan apapun.

Duta Besar Korea Utara itu juga mendesak Amerika dan masyarakat internasional untuk mengakhiri sanksi-sanksi ekonomi terhadap negaranya, namun berkeras mengatakan rakyatnya akan terus bertahan meskipun sanksi berlanjut .