Korea Utara mengatakan negara itu menjadwal ulang waktu peluncuran roket jarak jauh yang dipertentangkan selama satu minggu, hingga tanggal 29 Desember.
Seorang jurubicara Komisi Teknologi Antariksa Korea mengatakan kepada kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, hari Senin (10/12) bahwa para ilmuwan menemukan kekurangan teknis pada tahap pertama modul pengendali mesin roket itu.
Komisi itu mengatakan hari Sabtu (8/12) bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menjadwal ulang waktu peluncuran, yang semula direncanakan akan dilakukan antara tanggal 10 Desember dan 22 Desember.
Seorang juru bicara Komisi Teknologi Antariksa Korea mengatakan melalui kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, para ilmuwan yang sebelumnya didesak untuk mencapai persiapan akhir peluncuran, dan mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian waktu dengan alasan yang tidak dijelaskan.
Pyongyang mengatakan peluncuran roket ke antariksa tersebut merupakan satelit observasi untuk tujuan damai, sementara negara-negara Barat memperkirakan bahwa peluncuran tersebut merupakan uji misil terlarang.
Komisi itu mengatakan hari Sabtu (8/12) bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menjadwal ulang waktu peluncuran, yang semula direncanakan akan dilakukan antara tanggal 10 Desember dan 22 Desember.
Seorang juru bicara Komisi Teknologi Antariksa Korea mengatakan melalui kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, para ilmuwan yang sebelumnya didesak untuk mencapai persiapan akhir peluncuran, dan mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian waktu dengan alasan yang tidak dijelaskan.
Pyongyang mengatakan peluncuran roket ke antariksa tersebut merupakan satelit observasi untuk tujuan damai, sementara negara-negara Barat memperkirakan bahwa peluncuran tersebut merupakan uji misil terlarang.