Roket Korea Utara yang diluncurkan Jumat pagi hancur dan jatuh ke laut sesaat setelah lepas landas.
Kantor berita resmi Korea Utara mengakui bahwa roket tiga tahap itu gagal memasuki orbit. Kantor berita itu mengatakan, para ilmuwan sedang menyelidiki penyebab kegagalan, tapi tidak memberikan keterangan lebih jauh.
Komando Utara Amerika mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa pada peluncuran tahap pertama roket jatuh ke Laut Kuning. Mereka juga mengatakan, roket itu juga mengalami kegagalan pada dua tahap berikutnya sebelum akhirnya jatuh ke laut.
Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka mengatakan, roket itu tampak melesat hingga 120 kilometer ke udara sebelum pecah menjadi empat bagian dan jatuh ke Laut Kuning.
Gedung Putih segera mengutuk peluncuran yang diyakini banyak pihak merupakan kedok dari uji misil balistik. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan segera setelah peluncuran, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, meskipun usaha peluncuran misil itu gagal, tindakan provokatif Korea Utara itu mengancam keamanan regional dan melanggar hukum internasional.
Korea Utara meluncurkan roket Jumat pagi dari landasan luncur di Tongchang-ri, di propinsi North Pyongan, mengabaikan resolusi PBB dan peringatan dari Amerika dan negara-negara lain tentang akibat dari tindakan itu.
Pyongyang mengatakan roket itu menempatkan satelit di orbit. Tapi Washington dan sekutu-sekutunya di Asia, Korea Selatan dan Jepang, menduga itu hanyalah kedok untuk ujicoba kemampuan rudal balistik negara itu.
Kelompok delapan negara industri terkemuka (G-8) juga mengutuk peluncuran itu dan mendesak Korea Utara untuk tidak melangsungkan uji lebih lanjut menggunakan teknologi misil balistik. Kelompok itu juga memperingatkan akan mengambil tindakan sepantasnya di Dewan Keamanan PBB, yang akan bertemu Jumat ini untuk membahas masalah tersebut.
Komando Utara Amerika mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa pada peluncuran tahap pertama roket jatuh ke Laut Kuning. Mereka juga mengatakan, roket itu juga mengalami kegagalan pada dua tahap berikutnya sebelum akhirnya jatuh ke laut.
Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka mengatakan, roket itu tampak melesat hingga 120 kilometer ke udara sebelum pecah menjadi empat bagian dan jatuh ke Laut Kuning.
Gedung Putih segera mengutuk peluncuran yang diyakini banyak pihak merupakan kedok dari uji misil balistik. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan segera setelah peluncuran, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, meskipun usaha peluncuran misil itu gagal, tindakan provokatif Korea Utara itu mengancam keamanan regional dan melanggar hukum internasional.
Korea Utara meluncurkan roket Jumat pagi dari landasan luncur di Tongchang-ri, di propinsi North Pyongan, mengabaikan resolusi PBB dan peringatan dari Amerika dan negara-negara lain tentang akibat dari tindakan itu.
Pyongyang mengatakan roket itu menempatkan satelit di orbit. Tapi Washington dan sekutu-sekutunya di Asia, Korea Selatan dan Jepang, menduga itu hanyalah kedok untuk ujicoba kemampuan rudal balistik negara itu.
Kelompok delapan negara industri terkemuka (G-8) juga mengutuk peluncuran itu dan mendesak Korea Utara untuk tidak melangsungkan uji lebih lanjut menggunakan teknologi misil balistik. Kelompok itu juga memperingatkan akan mengambil tindakan sepantasnya di Dewan Keamanan PBB, yang akan bertemu Jumat ini untuk membahas masalah tersebut.