Pihak berwenang Korea Selatan menemukan lebih dari 600 kasus virus corona baru yang terkait dengan sebuah gereja di Seoul yang dipimpin seorang penentang keras presiden negara itu.
Kwon Jun-wook, Direktur Lembaga Kesehatan Nasional Korea Selatan, Rabu (19/8), mengatakan 623 kasus dipastikan terkait dengan Gereja Sarang Jeil setelah melangsungkan tes terhadap sekitar 3.000 anggota gereja itu. Pihak kepolisian sedang mencari sekitar 600 anggota lain gereja itu yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
Kwon meyakini, penularan yang berasal dari gereja itu kini telah menyebar luas karena berbagai aktivitas anggota gereja itu. Beberapa anggota gereja itu diketahui tinggal di panti-panti jompo. Beberapa anggota lainnya bekerja di tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya kontak dalam jarak dekat, dan aktif terlibat di sejumlah gereja lain
Pada Rabu, Korea Selatan menemukan 297 kasus baru, peningkatan harian terbesar sejak 8 Maret. Penemuan itu juga memastikan bahwa untuk enam hari berturutan, negara itu melaporkan peningkatan jumlah kasus harian di atas 100, dan pada umumnya, di kawasan metropolitan Seoul yang padat penduduknya
BACA JUGA: Kasus Corona Melonjak, Warga Korsel Dianjurkan Tinggal di RumahWakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip mengatakan pihak berwenanag saat ini sedang sibuk melacak mereka yang terlibat dalam aksi protes anti-pemerintah Sabtu lalu di Seoul, yang diyakini memperparah penyebaran virus. Aksi protes ribuan orang itu itu diketahui juga diikuti sejumlah anggota gereja Sarang Jeil, dan pasturnya Jun Kwang-hun, yang berhaluan ekstrem kanan. Jun sendiri saat ini diketahui positif tertular virus corona dan sedang dirawat di rumah sakit.
Seiring peningkatan jumlah kasus yang signifikan, pihak berwenang akan memberlakukan kebijakan social distancing yang lebih ketat untuk Seoul, Inchen, dan Gyeonggi. Pertemuan dalam ruangan hanya boleh diikuti maksimal 50 orang, sementara pertemuan di luar ruangan maksimal 100 orang.
Klab-klab malam, tempat-tempat karaoke, restoran-restoran menyajikan hidangan dengan cara prasamanan, dan fasilitas-fasilitas beresiko tinggi lainnya akan kembali ditutup. Gereja-gereja juga hanya diperbolehkan melakukan kegiatan ibadah secara online. [ab/uh]