Pada hari ke-empat berturutan, Korea Selatan mencatat jumlah kasus baru virus corona harian di atas 100. Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Senin (17/8), mengumumkan, 197 kasus baru ditemukan dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus di negara itu kini mencapai 15.515, termasuk 305 kematian.
Pemerintah Korea Selatan sebetulnya menetapkan, Senin (17/8), sebagai hari libur khusus untuk memperpanjang liburan akhir pekan, sebagai bagian dari upaya untuk memicu perekonomian. Namun, dengan meningkatnya kasus di wilayah ibu kota, Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mendesak orang-orang agar tinggal di rumah. Ia juga secara khusus meminta warga Seoul dan provinsi tetangganya, Gyeonggi, untuk tidak bepergian ke bagian-bagian lain negara itu selama dua pekan.
Sehari sebelumnya, Minggu (16/8), Korea Selatan menemukan 279 kasus baru. Angka itu merupakan yang terbesar sejak awal Mei, dan terjadi sewaktu muncul kekhawatiran bahwa wabah kembali merebak di kawasan metropolitan Seoul yang padat penduduknya. KCDC melaporkan, dari 279 kasus baru, 167 di antaranya ditemukan di kawasan metropolitan itu, di mana sekitar setengah dari 51 juta warga Korea Selatan bermukim.
Para pekerja kesehatan di negara itu dilaporkan kesulitan melacak kasus penularan. Media-media setempat melaporkan gereja-gereja sebagai sumber utama penularan.
Lebih dari 300 kasus dilaporkan terkait dengan sebuah gereja di bagian utara Seoul. Gereja itu dipimpin seorang pastor konservatif yang sering memimpin protes antipemerintah yang menentang Presiden Moon Jae-in yang liberal. Sabtu lalu, pastor itu memimpin protes di pusat kota Seoul yang dihadiri ribuan demonstran, meskipun para pejabat pemerintah menyerukan agar warga Seoul tidak bepergian ke luar rumah.
Pemerintah telah mengajukan gugatan terhadap pastor bernama Jun Kwang-hun itu. Ia dituduh menghalangi usaha pemerintah memberantas virus corona dengan berbohong mengenai keanggotaan gereja itu dan mendorong para anggota gereja itu untuk tidak menjalani tes virus corona. Sejauh ini 2.000 anggota gereja itu telah dites, dan para pekerja kesehatan berencana melakukan hal serupa terhadap 2.000 anggota lainnya. [ab/uh]