Exit poll yang diselenggarakan berbagai media Korea Selatan mengindikasikan bahwa oposisi, Partai Demokrat yang berhaluan liberal, akan meraih mayoritas kursi parlemen dalam pemilihan pada Rabu.
Survei terhadap orang-orang yang telah memberikan suara mereka menunjukkan bahwa Partai Demokrat dan partai afiliasinya yang lebih kecil, Partai Persatuan Demokratik, akan menguasai antara 183 dan 197 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 300 orang. Partainya Presiden Yoon Suk Yeol yang berhaluan konservatif, Partai Kekuatan Rakyat, dan satelitnya, Partai Masa Depan Rakyat kemungkinan akan meraih antara 87 dan 111 kursi.
Jika hasil itu dikukuhkan, ini akan menjadi kemunduran besar bagi agenda Presiden Yoon dalam sisa tiga tahun dari lima tahun masa jabatan tunggalnya.
Perolehan 200 kursi dapat memberi cukup suara bagi koalisi Partai Demokrat untuk mengesampingkan veto dari Yoon.
Kampanye kali ini merupakan pengulangan dari kampanye pemilihan presiden tahun 2022 yang sengit antara Yoon dan pesaingnya yang liberal, Ketua Partai Demokrat Lee Jae-myung. Ketika itu Yoon meraih kemenangan dengan selisih tipis.
Mendapat tingkat dukungan yang rendah sejak menjabat pada tahun 2022, Presiden Yoon kini menghadapi aksi mogok dokter terkait usulan pemerintahnya untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran dari 3.000 menjadi 5.000 orang tahun depan agar dapat memberikan layanan kesehatan yang memadai bagi populasi Korea Selatan yang menua dengan cepat.
BACA JUGA: Anggota Parlemen yang Vokal di Korea Selatan Jadi Pemimpin Partai Oposisi UtamaLee, yang cedera serius dalam serangan penikaman Januari lalu, telah menggambarkan Presiden Yoon dan partainya sebagai pemerintahan yang gagal, sementara Partai Kekuatan Rakyat menyoroti Lee yang dituduh korupsi, tuduhan yang menurut Lee bermotif politik.
Tuduhan pelanggaran juga membayangi Yoon dan mantan menteri kehakiman Cho Kuk, ketua partai baru Rebuilding Korea. Istri Yoon, Kim Keon Hee, telah dituduh melanggar UU dengan menerima hadiah tas mewah, sementara Cho diadili karena penipuan.
Sedikit di atas 30 persen dari 44 juta warga yang berhak membeirkan suara telah menetapkan pilihan mereka di kertas suara selama periode pemiberian suara dini pekan lalu. Hasil penghitungan resmi diperkirakan baru keluar pada Kamis pagi. [uh/ab]