Korsel Upayakan Pencairan Dana Iran untuk Pertukaran Tahanan AS-Iran

Bendera Iran dan AS dalam sebuah ilustrasi, 27 Januari 2022 ini. Korea Selatan, Senin (18/9), mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat pencairan dana Iran bernilai $6 miliar. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

Korea Selatan, Senin (18/9), mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat pencairan dana Iran bernilai $6 miliar. Pencairan dana itu akan memicu kesepakatan yang dirancang dengan hati-hati antara Amerika Serikat (AS) dan musuh bebuyutannya, Iran, untuk bertukar tahanan.

Setelah dana tersebut ditransfer ke Qatar, yang menjadi perantara kesepakatan dalam perundingan berbulan-bulan, lima warga negara AS yang dipenjara di Iran diperkirakan akan dibebaskan dan dibawa ke Doha. Dari sana mereka akan melakukan perjalanan ke AS, kata sumber-sumber kepada kantor berita Reuters sebelumnya.

Sebagai imbalan, lima warga Iran yang ditahan di AS akan dibebaskan sehingga mereka dapat melakukan perjalanan ke Iran. Para pejabat dan kantor berita resmi Iran mengatakan satu dari tahanan tersebut diperkirakan akan tetap berada di Amerika.

Waktu pasti transfer dana belum diumumkan secara terbuka.

Kesepakatan tersebut, yang pertama kali dipublikasikan pada 10 Agustus, akan menghilangkan ganjalan besar antara Washington dan Teheran. Namun, kedua pihak tetap akan berselisih mengenai beragam isu mulai dari ambisi nuklir Iran dan pengaruhnya di kawasan hingga sanksi Amerika dan kehadiran militer AS di kawasan Teluk.

BACA JUGA: AS Mulai Upaya Pertukaran Tahanan dan Pencairan $6 Miliar Dana Iran

“Pemerintah kami berkonsultasi erat dengan negara-negara yang terlibat termasuk Amerika Serikat dan Iran untuk mengatasi isu dana yang dibekukan. Kami sedang berupaya memastikan kelancaran semua prosedur supaya isu ini bisa diselesaikan untuk selamanya,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam pernyataan.

Sebagai langkah pertama dalam kesepakatan, AS mencabut sanksi yang memungkinkan transfer dana Iran $6 miliar dari Korea Selatan ke Qatar. Dana itu selama ini diblokir di Korea Selatan, yang merupakan salah satu pelanggan minyak Iran terbesar, karena sanksi AS.

Berdasar perjanjian tersebut, Qatar setuju memantau bagaimana Iran membelanjakan dana itu untuk memastikan dana tersebut digunakan untuk barang-barang kemanusiaan yang tidak terkena sanksi, seperti makanan dan obat-obatan.

Transfer dana Iran itu menuai kritik dari Partai Republik. Mereka mengatakan bahwa Presiden Joe Biden, dari Partai Demokrat, sama saja membayar uang tebusan bagi warga AS. Gedung Putih telah membela kesepakatan itu.

Hubungan antara Washington dan Teheran memanas sejak Donald Trump, menarik AS keluar dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia ketika ia menjadi presiden pada 2018. Sejak itu, tak ada kemajuan untuk mencapai perjanjian nuklir lainnya, sementara Biden bersiap untuk Pemilu 2024. [ka/ab]