Korea utara mengatakan telah melakukan “percobaan sangat penting” di tempat peluncuran rudal jarak jauh. Tempat tersebut telah dibongkar sebagian ketika negara itu mengadakan perundingan denuklirisasi dengan Amerika tahun lalu.
Pengumuman Korea Utara itu muncul ditengah semakin suramnya kemungkinan dilanjutkannya perundingan. Hal ini terkait dengan ancaman Korea Utara untuk mencari “cara baru” kalau tidak mendapat konsesi dari Amerika sebelum akhir tahun ini. Korea Utara mengatakan percobaan rudal jarak jauhnya kini tergantung pada tindakan Amerika.
Percobaan yang dilakukan hari Sabtu (7/12) di tempat peluncuran satelit Sohae “akan berdampak penting pada perubahan strategis yang diambil Korea Utara dalam waktu dekat ini,” kata seorang juru bicara Akademi Pertahanan Nasional yang tidak disebut namanya.
Kantor berita resmi Korea Utara tidak menjelaskan percobaan apa yang dilakukan. Namun menurut Kim Dong-yub, pakar pada Lembaga Studi Timur Jauh Korea Selatan, Korea Utara kemungkinan telah mengadakan percobaan mesin roket berbahan bakar padat untuk pertama kalinya, yang akan digunakan pada rudal balistik antar benua.
Penggunaan bahan bakar padat itu akan menambah mobilitas dan mengurangi masa persiapan untuk peluncuran senjata itu. Roket-roket jarak jauh yang digunakan Korea Utara untuk meluncurkan satelit atau rudal balistik antar benua sebelum ini masih menggunakan bahan bakar cair.
BACA JUGA: Presiden Korsel Serukan Peran China dalam Denuklirisasi KorutStasiun televisi CNN melaporkan, Jumat (6/12), foto satelit yang baru menunjukkan Korea Utara mungkin sedang menyiapkan percobaan mesin roket untuk meluncurkan satelit ataupun rudal balistik antar benua.
Presiden Amerika Donald Trump memberikan reaksi atas laporan itu dan mengatakan Korea Utara “harus melakukan denuklirisasi.”
BACA JUGA: Korea Utara Ancam akan Lanjutkan Uji Coba Rudal Jarak JauhSabtu kemarin, Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in membahas perkembangan di Korea Utara itu dan bertekad akan terus melanjutkan komunikasi yang erat antara kedua negara.
Percobaan roket yang diadakan Korea Utara itu ditujukan untuk “meningkatkan kemampuan militernya dan memperkuat kebanggaan dalam negerinya,” kata Leif Eric Easley, seorang profesor dari Ewha University di Seoul. Kegiatan di pangkalan Sohae itu menunjukkan bahwa Korea Utara sedang berusaha meningkatkan kekhawatiran internasional bahwa negara itu akan terus menambah provokasinya dan meninggalkan proses denuklirisasi tahun depan. [ii/jm]