Pyongyang mulai mengkamuflase transportasi umum, suatu upaya pencegahan yang belum pernah terlihat di ibukota Korea Utara dalam bertahun-tahun.
Korea Utara tampaknya mempersiapkan rakyatnya atas kemungkinan terjadinya konflik dengan Korea Selatan yang didukung Amerika, antara lain dengan mengambil langkah mengkamuflase transportasi umum dan menyiarkan pesan-pesan dari warga yang mendukung perang.
Media Korea Selatan dan Jepang hari Rabu melaporkan bahwa pihak berwenang di Korea Utara telah mulai mengkamuflase bis-bis dan kereta suatu upaya pencegahan yang belum pernah terlihat di ibukota Korea Utara dalam bertahun-tahun. Korea Utara sebelumnya menyelimuti transportasi umum tahun 1993 sewaktu negara itu menyatakan keadaan perang tidak lama sebelum menarik diri dari Perjanjian Non Proliferasi Nuklir.
Stasiun televisi pemerintah Korea Utara juga menayangkan gambar-gambar penduduk Korea Utara dalam menanggapi ancaman pemerintah untuk membatalkan gencatan senjata tahun 1953 dengan Amerika setelah tanggal 11 Maret.
Kementrian Pertahanan Korea Selatan bertekad untuk menanggapi dengan “keras dan tegas” jika Korea Utara benar-benar melakukan ancamannya hari Selasa untuk tidak mematuhi gencatan senjata itu.
Jendral Kim Yong-hyun hari Rabu mengatakan Korea Selatan siap menyerang “sumber agresi ” dan juga “unsur-unsur komandonya” jika Korea Utara menggunakan kekuatan militer.
Hari Selasa seorang pejabat militer Korea Utara mengatakan Korea Utara minggu depan akan mengabaikan gencatan senjata 1953 yang mengakhiri perang Korea karena upaya yang dipimpin Amerika atas berbagai sanksi dan latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika.
Sudah biasa bagi Korea Utara mengeluarkan ancaman semacam itu pada saat memuncaknya ketegangan di semenanjung Korea itu. Tapi para analis mengatakan ancaman terbaru ini mungkin lebih serius karena dibuat oleh pejabat tinggi disertai tenggat waktu.
Media Korea Selatan dan Jepang hari Rabu melaporkan bahwa pihak berwenang di Korea Utara telah mulai mengkamuflase bis-bis dan kereta suatu upaya pencegahan yang belum pernah terlihat di ibukota Korea Utara dalam bertahun-tahun. Korea Utara sebelumnya menyelimuti transportasi umum tahun 1993 sewaktu negara itu menyatakan keadaan perang tidak lama sebelum menarik diri dari Perjanjian Non Proliferasi Nuklir.
Stasiun televisi pemerintah Korea Utara juga menayangkan gambar-gambar penduduk Korea Utara dalam menanggapi ancaman pemerintah untuk membatalkan gencatan senjata tahun 1953 dengan Amerika setelah tanggal 11 Maret.
Kementrian Pertahanan Korea Selatan bertekad untuk menanggapi dengan “keras dan tegas” jika Korea Utara benar-benar melakukan ancamannya hari Selasa untuk tidak mematuhi gencatan senjata itu.
Jendral Kim Yong-hyun hari Rabu mengatakan Korea Selatan siap menyerang “sumber agresi ” dan juga “unsur-unsur komandonya” jika Korea Utara menggunakan kekuatan militer.
Hari Selasa seorang pejabat militer Korea Utara mengatakan Korea Utara minggu depan akan mengabaikan gencatan senjata 1953 yang mengakhiri perang Korea karena upaya yang dipimpin Amerika atas berbagai sanksi dan latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika.
Sudah biasa bagi Korea Utara mengeluarkan ancaman semacam itu pada saat memuncaknya ketegangan di semenanjung Korea itu. Tapi para analis mengatakan ancaman terbaru ini mungkin lebih serius karena dibuat oleh pejabat tinggi disertai tenggat waktu.