Militer Korea Selatan mengatakan Pyongyang menembakkan empat rudal balistik jarak pada Sabtu (5/11) saat Seoul dan Washington mengakhiri latihan militer yang telah dilakukan selama enam hari.
Korea Utara telah meluncurkan sejumlah misil minggu ini, termasuk misil balistik antarbenua yang gagal, yang menuai kecaman dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang. Aksi tersebut meningkatkan spekulasi bahwa negara itu mungkin bersiap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Peluncuran misil yang dilakukan Sabtu antara pukul 11.31 dan 11.59 waktu setempat dilakukan saat AS dan Korea Selatan menyelesaikan latihan "Vigilant Storm" yang telah dilakukan sejak Senin.
Rudal itu terbang sekitar 130 km, mencapai ketinggian sekitar 20 km, kata Seoul.
BACA JUGA: Korsel Terbangkan Jet-Jet Setelah Korut Mobilisasi 180 Pesawat MiliterLatihan gabungan AS dan Korsel itu melibatkan sekitar 240 pesawat militer dan dua pembom strategis B-1B AS, serta empat pesawat tempur F-16 dan empat F-35A, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Pyongyang pada hari Jumat mendesak AS dan Korea Selatan menghentikan latihan udara "provokatif" tersebut. Korea Selatan mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat tempur sebagai tanggapan atas 180 penerbangan militer yang dilakukan Korea Utara di dekat perbatasan bersama negara itu pada Jumat (4/11).
Pada Rabu, Korea Utara menembakkan rekor 23 rudal harian yang mencapai angka rekor. Salah satu di antaranya mendarat di lepas pantai Korea Selatan untuk pertama kalinya, setelah Pyongyang mengancam akan mengambil tindakan tegas kecuali Washington menghentikan latihan udara dengan Korea Selatan.
BACA JUGA: AS dan Korsel: Penggunaan Nuklir Korut akan 'Akhiri' Rezim Kim Jong UnSeorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengeluarkan pernyataan pada Jumat (4/11) malam yang memperingatkan bahwa "provokasi berkelanjutan pasti akan diikuti oleh tindakan balasan yang berkelanjutan," kata media pemerintah KCNA.
Dalam beberapa tahun terakhir suara Dewan Keamanan PBB tentang bagaimana menangani Korea Utara terpecah. Pada bulan Mei, China dan Rusia memveto upaya AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB sebagai tanggapan atas peluncuran rudal Korea Utara. [ah]