Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke arah laut di lepas pantai timurnya hari Jumat (23/12), kata militer Korea Selatan. Ini adalah penembakan terbaru dari uji coba rudal yang jumlahnya mencapai rekor sepanjang tahun ini.
Terjadi hanya beberapa hari setelah dua rudal lainnya diluncurkan dan tepat setelah muncul tuduhan pada hari Kamis bahwa negara itu mengirimkan amunisi ke pasukan Rusia di Ukraina, insiden ini menunjukkan bahwa Korea Utara tidak berniat untuk menghentikan aksi provokatifnya yang disebut negara-negara tetangganya menggoyahkan keamanan regional.
Gabungan Kepala Staf Korea Selatan (JCS) mengatakan rudal itu masing-masing terbang sejauh 350 kilometer dan 250 kilometer setelah ditembakkan sekitar pukul 16.30 dari daerah Sunan di ibu kota Korea Utara, Pyongyang. Garda pantai Jepang juga melaporkan dugaan peluncuran rudal balistik.
BACA JUGA: Gedung Putih: Perusahaan Militer Swasta Rusia Terima Kiriman Senjata dari Korea UtaraPeluncuran semacam itu merupakan “provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas” di Semenanjung Korea dan sekitarnya, serta merupakan pelanggaran jelas terhadap resolusi PBB, kata JCS seraya mendesak penghentiannya dengan segera.
BACA JUGA: Gedung Putih: Perusahaan Militer Swasta Rusia Terima Kiriman Senjata dari Korea Utara“Kami akan melacak dan memantau perkembangan bersama-sama dengan AS dalam persiapan menghadapi provokasi lain Korea Utara, sambil mempertahankan postur kesiapan yang kokoh berdasarkan kemampuan kami untuk menanggapi setiap provokasi Korea Utara,” kata JCS dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ino mengatakan negaranya telah mengajukan protes keras kepada Korea Utara melalui saluran diplomatik di Beijing.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengutuk peluncuran terbaru ini yang disebutnya “sama sekali tidak dapat diterima.”
“Eskalasi cepat provokasi Korea Utara dalam serangkaian tindakan mengancam perdamaian dan keamanan wilayah Jepang dan komunitas internasional,” kata Matsuno kepada wartawan.
Peluncuran itu terjadi lima hari setelah negara terkucil itu menembakkan dua rudal jarak menengah dalam apa yang disebutnya uji coba “penting” bagi program satelit mata-mata yang ditargetkan selesai pada bulan April.
Sementara itu Gedung Putih Kamis mengatakan bahwa Korea Utara menyelesaikan pengiriman senjata awal berupa roket infanteri dan rudal ke sebuah perusahaan militer swasta Rusia, Wagner Group, untuk mendukung pasukan Rusia di Ukraina.
Pemilik Wagner Yevgenyt Prigozhin membantah pernyataan itu sebagai “gosip dan spekulasi.” [uh/ab]