Korea Utara meluncurkan dua rudal jelajah pada Selasa (25/1) pagi, kata militer Korea Selatan. Ini adalah uji coba kelima yang dilakukan Pyongyang tahun ini.
Rudal tersebut ditembakkan dari sebuah daerah di pedalaman dan mendarat di laut di lepas pantai timur Korea, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Militer Korea Selatan mengukuhkan peluncuran itu dalam pesan kepada VOA, dengan mengatakan pihak berwenang masih melakukan analisis rinci.
Sepanjang tahun ini, Korea Utara telah menembakkan delapan rudal dalam lima peluncuran terpisah. Pekan lalu, Korea Utara juga mengancam akan memulai uji coba nuklir dan rudal jarak jauh.
Korea Utara dilarang melakukan aktivitas rudal balistik apa pun, termasuk peluncuran dengan daya jelajah berapapun, oleh serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB. Akan tetapi resolusi tersebut tidak melarang uji coba rudal jelajah.
Korea Utara baru-baru ini telah menyatakan ketidakpuasan atas apa yang disebutnya “kebijakan bermusuhan” AS. Secara khusus, Korea Utara mempermasalahkan kerja sama militer AS-Korea Selatan.
AS memiliki sekitar 28 ribu tentara di Korea Selatan – sisa-sisa Perang Korea tahun 1950-an, yang berakhir dengan gencatan senjata dan bukannya perjanjian perdamaian.
Di bawah Presiden AS Joe Biden, Washington secara teratur mengumumkan bahwa negara itu terbuka bagi pembicaraan dengan Korea Utara tanpa prasyarat.
BACA JUGA: Korsel: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik dari Bandara Pyongyang“Mereka telah menunjukkan tidak ada keinginan untuk melangkah maju,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam konferensi pers reguler hari Senin.
Kirby mengulangi kekhawatiran AS mengenai “ambisi nuklir dan kemampuan rudal balistik” Korea Utara.
“Kami terus mengecamnya dan meminta Korea Utara agar menghentikan provokasi tersebut dan mematuhi hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan, serta berupaya mencari cara-cara untuk meredakan ketegangan,” lanjutnya. [uh/ab]