Kota Tua Medina Azahara Dekat Cordoba Dinyatakan UNESCO sebagai 'Situs Warisan Dunia'

Salah satu bangunan di kota tua Medina Azahara di luar Cordoba, Spanyol (foto: Wikipedia).

Reruntuhan kota tua Medina Azahara yang dibangun pada zaman kekhalifahan Islam di Spanyol pada abad ke-10 di dekat kota Cordoba, hari Minggu (1/7) kemarin dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Organisasi kebudayaan PBB itu mengatakan, situs yang telah berumur lebih dari seribu tahun itu sebagai suatu warisan arkeologi yang terdiri dari bangunan, jalan, jembatan, sistem perairan dan benda-benda keperluan sehari-hari.

Kota Medina Azahara dibangun dalam abad ke-10 sebagai simbol kekuasaan kekhalifahan yang berpusat di Baghdad, tapi dihancurkan kurang dari seabad kemudian dalam perang saudara yang mengakhiri apa yang disebut kekhalifahan Cordoba.

Sisa-sisa kota itu seolah terlupakan hampir 1.000 tahun sampai ditemukan kembali pada permulaan abad ke-20. Kata pakar arkeologi Alberto Montejo, kebudayaan dan ilmu pengetahuan berkembang pesat di kota itu.

“Di kota itu berkembang ilmu matematika, astronomi, kedokteran, kesusasteraan, dan yang paling penting, ilmu filsafat, yang merintis jalan ke zaman kebangkitan kembali Eropa pada abad 15 dan 16. Kota itu dibangun antara tahun 936 dan 940 oleh Kalif Abderraman III, dan menjadi ibukota kerajaan yang disebut Al-Andalus, yang menguasai lebih dari dua pertiga jazirah Iberia.”

Bagian dari kota tua Medina Azahara di luar Cordoba, Spanyol (foto: Wikipedia).

Setelah puluhan tahun mengalami kemakmuran, kota dan istananya yang indah itu, yang dianggap sebagai salah satu kota terindah di Al-Andalus, hancur dalam perang saudara yang terjadi dalam abad ke-11.

Beda dari kota-kota Islam yang tua seperti Kairo dan Baghdad, kota Medina Azahara yang hancur itu tidak pernah dibangun kembali.

Pakar arkeologi Montejo mengatakan, “Reruntuhan kota itu boleh dikata masih utuh, walaupun telah terjadi penjarahan dalam abad pertengahan dan abad modern ini. Tapi tidak ada penjarahan besar-besaran dan tidak ada bangunan baru yang didirikan di atasnya.

“Dilihat dari sudut ilmiah dan arkeologi, semua gaya perkotaan, dan semua dekorasi bangunan masih bisa ditemukan untuk memahami bagaimana sebuah kota kekhalifahan berfungsi dalam abad ke-10,” tambah Montejo.

Kota Medina Azahara dibangun diatas tanah seluas 115 hektar dan hanya 10 persen yang telah digali. Kata UNESCO situs bangsa Moor dari abad ke-10 itu nantinya akan menunjukkan bagaimana peradaban Islam di dunia Barat pada masa jayanya. [ii]