Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan lembaganya kerap menemukan pelanggaran protokol kesehatan saat mengawasi langsung pembelajaran tatap muka di sekolah di sejumlah daerah. Antara lain pelanggaran penggunaan masker dan tempat cuci tangan yang tidak disertai air mengalir. Adapun pelanggar prokes tersebut berasal dari guru dan peserta didik.
Karena itu, Retno mendorong sekolah untuk memastikan semua syarat dan kebutuhan belajar tatap muka. Di samping, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi terhadap peserta didik usia 12-17 tahun untuk mencegah penularan corona.
"Jadi kami mendorong vaksinasi dulu. Seharusnya tidak buka sekolah kecuali murid dan guru sudah divaksinasi dan jumlahnya mencapai 70 persen," jelas Retno kepada VOA, Senin (27/9/2021).
Retno juga mendorong pemerintah untuk memastikan penyediaan vaksin untuk anak merata di seluruh Indonesia. Survei singkat KPAI pada Agustus lalu menemukan bahwa vaksinasi anak didominasi Pulau Jawa dan hanya menyasar anak-anak di perkotaan.
Retno juga meminta sekolah untuk memetakan materi setiap mata pelajaran karena pembelajaran online dan tatap muka dilakukan secara beriringan. Kata dia, materi yang mudah dapat disampaikan secara online dengan bantuan modul. Sedangkan materi yang sulit dapat disampaikan melalui belajar tatap muka.
IDAI : Lebih 37.000 Anak Positif COVID-19
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat sebanyak 37.706 kasus anak terkonfirmasi positif COVID-19 dan 177 anak di antaranya meninggal sepanjang pandemi. Kematian anak yang terkonfirmasi COVID-19 yang ditangani dokter anak sebagian besar di antaranya berusia 10-18 tahun, disusul anak usia 1-5 tahun, dan kurang dari 12 bulan.
Karena itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B Pulungan mendorong pemerintah agar melakukan vaksinasi terhadap semua warga sekolah sebelum pembelajaran tatap muka. Warga sekolah yang dimaksud yaitu peserta didik, guru, pekerja, dan keluarga.
"Kalau kita lihat dari akhir Juni hingga akhir Agustus, anak Indonesia yang meninggal itu lebih dari 100 anak per Minggu," jelas Aman Pulungan dalam konferensi pers daring, Minggu (26/9/2021).
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut laporan IDAI, penyebab kematian anak akibat corona sebagian besar karena gagal napas, syok sepsis (kondisi kegawatdaruratan karena peradangan di seluruh tubuh), dan penyakit bawaan (komorbid). Sementara komorbid yang paling banyak yaitu malnutrisi, penyakit jantung, TBC, dan penyakit ginjal kronik.
Jubir Kemenkes Tak Setuju Pembelajaran Tatap Muka Ditunda
Menanggapi ini, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) tidak sepatutnya ditunda untuk menghindari kehilangan pembelajaran. Selain itu, kata Siti, vaksinasi tidak menjamin penularan COVID-19 tidak terjadi.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan sebanyak 2,8 persen atau 1.296 satuan pendidikan melaporkan warga sekolah yang terkonfirmasiCOVID-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Jumlah itu berdasarkan hasil survey terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September 2021.
Namun, pernyataan tersebut diralat bahwa data yang beredar ke publik bukan menunjukkan klaster COVID-19 di sekolah, tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular COVID-19 dan akumulasi selama 14 bulan (sejak Juli 2020). [sm/em]