Krisis Referendum Kemerdekaan Kurdi-Irak, Erdogan akan Kunjungi Iran

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu (4/10) akan bertolak ke Teheran untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin agama dan politik Iran.

Hubungan bilateral tegang dalam beberapa tahun terakhir ini karena kedua negara berebut pengaruh di seluruh wilayah. Namun, keduanya sekarang memiliki kepentingan bersama untuk menentang referendum warga Kurdi Irak bulan lalu, yang hasilnya menghendaki kemerdekaan dari Irak.

“Motivasi paling penting lawatan Erdogan ke Teheran adalah krisis Kurdi di Irak,” ujar Profesor Jamshid Assadi, pakar Iran di Burgundy Business School di Perancis.

“Turki dan Iran tidak ingin warga Kurdi Irak merdeka karena mereka tahu hal ini akan mendorong hal yang sama di negara-negara lain, khususnya di Turki dan Iran,” tambah Assadi. Turki, bersama Iran dan Irak, memiliki kelompok minoritas Kurdi dalam jumlah besar. Dalam perkembangan terkait, tentara Irak baru-baru melakukan latihan militer gabungan bersama Turki.

“Krisis referendum di bagian utara Irak merupakan upaya baru untuk menikam jantung kawasan kita dengan belati,” ujar Erdogan dalam pidato di parlemen hari Selasa, menjelang keberangkatannya ke Teheran. Presiden Turki itu telah meningkatkan retorika kerasnya sejak 92% warga Kurdi Irak memilih untuk merdeka.

Selagi Erdogan melawat ke Iran, pasukan Turki dan Iran berkumpul di perbatasan Kurdi di Irak. [em/ds]