Para pemimpin negara anggota ASEAN dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) khusus AS-ASEAN pada 12-13 Mei di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat.
KTT tersebut akan menjadi pertemuan fisik pertama antara para pemimpin ASEAN dengan presiden Amerika sejak 2017. Biden hadir dalam KTT AS-ASEAN tahun lalu yang dilaksanakan secara virtual
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada VOA, Minggu (17/4), mengatakan jadwal KTT AS-ASEAN itu sudah disepakati oleh kedua pihak.
"Agenda besarnya adalah perayaan 45 tahun kemitraan AS-ASEAN. Pokok-pokok yang akan dibahas antara lain adalah upaya bersama dalam penanganan pandemi (COVID-19), kerja sama kesehatan, pendidikan, upaya memulihkan perekonomian, diskusi atas berbagai tantangan geopolitik di kawasan maupun global," kata Faizasyah.
Faizasyah meyakini sesuai kesepahaman yang sudah terbentuk di kalangan ASEAN, Myanmar akan mengirim perwakilan non-politik dalam KTT AS-ASEAN tersebut.
Faizasyah menegaskan KTT AS-ASEAN tahun ini sangat penting karena bertepatan dengan perayaan 45 tahun kemitraan ASEAN dengan Amerika. Pertemuan ini juga untuk menetapkan satu visi bersama soal hubungan kedua pihak di masa mendatang.
BACA JUGA: Analisa Strategi Indo-Pasifik AS: Ambisi Besar yang Minim InsentifPeneliti Hubungan Internasional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanto Sriyanto mengatakan terjadi pergeseran agenda dalam KTT AS-ASEAN di mana isu keamanan tidak lagi menjadi isu utama, tapi juga akan membahas persoalan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Penyelenggaraan KTT ini bertepatan dengan terjadinya perang Rusia-Ukraina sejak Februari.
Namun, Nanto memperkirakan ASEAN akan menolak konflik Rusia-Ukraina masuk dalam agenda pembahasan di KTT AS-ASEAN. Dia meyakini Myanmar tidak akan mengirim perwakilannya di pertemuan tersebut, seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Menurutnya ASEAN akan terus melanjutkan kesepakatan dengan Amerika meski tanpa kehadiran perwakilan non-politik dari Myanmar.
"Buat ASEAN, kepentingannya adalah mendrong sikap Amerika untuk menguatkan (kerja sama) di sisi non-keamanan atau di sisi ekonomi dan pembangunan. Di sisi Amerika (adalah) bagaimana mengembangkan kawasan Indo Pasifik ini bukan semata-mata dari kacamata keamanan," ujar Nanto.
Menurut Nanto, KTT AS-ASEAN bulan depan akan dijadikan upaya untuk menghasilkan jaminan komitmen bahwa kehadiran Amerika di Asia Tenggara untuk kepentingan kawasan bukan hanya dari kacamata masing-masing pihak.
Kalau memang isu Laut China Selatan akan dibahas dalam KTT AS-ASEAN, lanjutnya, yang perlu dibicarakan adalah mengenai upaya-upaya mendorong kerja sama di sektor keamanan tradisional untuk menurunkan ketegangan di Laut China Selatan. Namun jika dilihat dari agenda, Nanto memperkirakan kan isu Laut China Selatan tidak akan didiskusikan.
Berdasarkan data dari Sekretariat ASEAN, Amerika merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi ASEAN setelah China. Nilai investasi Amerika di ASEAN pada 2020 sebesar $35 miliar.
Indonesia saat ini menjadi koordinator hubungan ASEAN dan Amerika. [fw/ah]