Tahun 2021 menjadi periode sangat berat bagi sektor pariwisata. Di Jawa Tengah misalnya, sepanjang tahun itu hanya ada sembilan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui pintu internasionalnya. Sementara Yogyakarta justru mencatatkan angka nol.
Angka kunjungan wisman ini dihitung berdasar jumlah wisatawan asing yang langsung masuk, baik ke Yogyakarta maupun Jawa Tengah sepanjang tahun lalu. Sugeng Arianto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memaparkan itu, dalam keterangan rutin bulanan, Senin (3/1).
“Masih seperti tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2021 juga masih tidak ada, atau tercatat sebesar nol. Ini merupakan kelanjutan sejak April 2020, hingga sekarang belum ada kunjungan wisatawan mancanegara, ke DI Yogyakarta,” ujar Sugeng.
Jika masih ada wisman yang terlihat di sejumlah obyek wisata di Yogyakarta, maka bisa dipastikan dia masuk melalui pintu kedatangan lain, seperti Bali atau Jakarta.
Wisatawan nusantara (wisnus) masih menjadi penolong bagi industri ini, seperti hotel dan restoran. BPS DIY mencatat, jumlah tamu yang menginap di seluruh sarana penginapan mulai hotel berbintang, non-bintang hingga wisma dan homestay selama November adalah 588.228 orang. Jumlah itu naik 0,47 persen dibanding Oktober.
“Kalau kita lihat menurut asalnya, sebanyak 585.762 orang adalah tamu dari nusantara sementara 2.466 adalah tamu dari mancanegara,” lanjut Sugeng.
BACA JUGA: Desa Wisata Nglanggeran: Jalan Panjang Meraih Penghargaan UNWTOPeningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) baik hotel bintang maupun non-bintang ini, menurut Sugeng merupakan momentum yang berkelanjutan sejak September. Pada November, TPK tercatat 64,66 persen, sedang Oktober ada di angka 61,65 persen dan September 41,13 persen.
“Momentum kenaikan ini memang terjadi sejak level PPKM diturunkan,” tambahnya.
Kondisi Sama di Jateng
Jumlah yang tidak jauh berbeda juga tercatat di Jawa Tengah. Menurut Kepala BPS provinsi ini, Adhi Wiriana, menurut data Jawa Tengah paling banyak menerima wisman dari Singapura dan Malaysia sebelum pandemi. Setelah pemerintah menutup penerbangan internasional, terjadi penurunan drastis sepanjang tahun.
“Kunjungan wisatawan mancanegara pada 2021 hanya mencapai 9 orang, yaitu pada bulan Maret ada 2 orang, April 2 orang, Mei ada 1 orang dan Juni 4 orang,” ujar Adhi.
Seperti juga di Yogyakarta, di sejumlah obyek wisata Jawa Tengah dimungkinkan terlihat wisatawan asing meski jumlahnya sangat kecil. Tetapi mereka masuk melalui pintu kedatangan lain, sehingga tidak tercatat dalam kategori Wisman Jawa Tengah.
“Penurunan ini relatif cukup signifikan, karena di tahun 2020 masih terdapat 5.385 Wisman. Sedangkan di tahun 2021 hanya 9 orang yang berkunjung ke Jawa Tengah, atau turun 99,83 persen,” tambah Adhi.
TPK hotel di Jawa Tengah, menurut catatan BPS, juga mengalami kenaikan sejak pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. Pada November terjadi kenaikan lebih 2 persen dibanding Oktober, sedang jika dibandingkan tahun lalu periode yang sama, kenaikan mencapai lebih 5 persen.
“Walapun ternyata, mungkin penggunanya banyak adalah kalangan aparatur sipil negara ataupun pegawai pemerintah, yang menggunakan anggaran untuk perjalanan dinas,” lanjut Adhi.
Hunian kamar tertinggi dinikmati hotel bintang empat, yang mencapai 54.66 persen sementara terendah pada hotel bintang 1 dengan 24.67 persen.
Kementerian Tetap Optimis
Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam pertemuan rutin mingguan dengan media, Senin (3/12), meyakini sektor yang dipimpinnya akan menjadi motor penggerak ekonomi tahun ini.
“Kita sekarang menghadapi tahun yang cukup padat dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan event internasional. Moto GP akan diselengarakan Februari dan Maret, setelah itu agenda yang berkenaan dengan G20,” kata Sandi.
Jika tren baik ini berlanjut sepanjang tahun, menurut prediksi Sandi, setidaknya akan tercatat kenaikan antara 30-40 persen pada capaian akhir tahun. Angka ini juga sejalan dengan survei yang dikeluarkan Holiday Shopping Trends Report.
Sandi juga menyambut baik laporan pemangku kepentingan sektor pariwisata, seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Meski tidak merata, lanjut Sandi, hunian kamar hotel meningkat, bahkan sepenuhnya penuh pada wilayah tertentu.
“Mari kita persiapkan momentum sangat positif ini di 2022, agar kebangkitan ekonomi bisa kita hadirkan demi kesejahteraan untuk rakyat kita,” tambah Sandi.
Bali juga mengalami peningkatan kunjungan wisnus cukup baik sepanjang periode libur Natal dan Tahun Baru. Kemenparekraf mencatat, jumlah keberangkatan penumpang dari Bali pada Sabtu (1/1) mencapai 11.271 orang dengan 81 penerbangan. Seiring berakhirnya masa libur, jumlah wisatawan keluar Bali setiap harinya diprediksi bisa mencapai 15 ribu.
Your browser doesn’t support HTML5
Pada Januari 2020, sebelum COVID-19 masuk, Indonesia masih menerima kunjungan hampir 1,3 juta wisman. Jumlah itu turun pada Februari menjadi 872 ribu, turun lagi di Maret menjadi 486 ribu dan di April tercatat 158 ribu. Mei 2020 hingga November 2021, angka kunjungan bertahan di kisaran 130 ribu - 150 ribu perbulan, dengan mayoritas dari 3 negara tetangga, yang kemungkinan merupakan pelintas batas rutin.
Data nasional menyebutkan, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk, pada Oktober 2021 berjumlah 151.032 orang. Namun, jumlah itu mayoritas disumbang oleh negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi: Perlu Transformasi, Bali Tak Bisa Hanya Andalkan PariwisataSecara rinci, asal kunjungan tertinggi berasal dari Timor Leste dengan 78.788 kunjungan, disusul Malaysia dengan 45.649 kunjungan. Sementara China menyumbang 6.109 kunjungan, diikuti Papua Nugini 3.265 kunjungan, dan Amerika Serikat 2.165 kunjungan. Sementara pada November, terjadi kenaikan sekitar 3 persen menjadi 153 ribu kunjungan. Secara rinci, negara asal kunjungan juga sama, yaitu Timor Leste, Malaysia, China, Papua Nugini dan Amerika Serikat.
Sepanjang Januari hingga November 2021, total jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 1,48 juta. Angka ini, turun 61,82 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2020.
Jumlah 1,48 juta kunjungan wisman pada Januari-November 2021, juga terlihat sangat kecil dibanding kunjungan Januari-November 2019 yang tercatat 14,7 juta. Sementara total pada 2019, wisman yang berkunjung ke Indonesia adalah 16,11 juta orang. [ns/ab]