Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha dijadwalkan akan melawat ke Indonesia 8 April 2019. Ia akan melangsungkan dialog kerjasama ekonomi hingga isu-isu regional dan dunia, menghadiri pertemuan Komisi Bersama Tingkat Menteri Indonesia-Korea Selatan, dan dialog publik mengenai isu milenial.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada Senin, 8 April 2019, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan menghadiri sejumlah kegiatan.
Dalam jumpa pers mingguan di kantornya di Jakarta, Jumat (5/4), Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya menjelaskan Retno dan Kang Kyung-wha akan membahas kerjasama ekonomi hingga isu-isu regional dan dunia, menghadiri pertemuan Komisi Bersama Tingkat Menteri Indonesia-Korea Selatan, dan dialog publik mengenai isu milenial.
Pertemuan itu merupakan tindak lanjut hasil dari berbagai bilateral kedua negara beberapa waktu terakhir, terutama kunjungan Presiden Joko Widodo ke Seoul untuk bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada September 2018.
Kedua menteri luar negeri juga akan membahas berbagai isu bilateral dalam kerangka hubungan Kemitraan Strategis Istimewa Indonesia-Korea Selatan.
"Dalam pertemuan tersebut akan dibahas beberapa isu strategis dalam hubungan bilateral, antara lain kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi, industri strategis, ketenagakerjaan, maritim, energi, infrastruktur, kehutanan, kesehatan, pendidikan, kerjasama pembangunan dan perlindungan buruh migran Indonesia," kata Desra.
Selain itu, lanjut Desra, kedua pejabat tinggi itu juga akan membicarakan isu-isu kawasan dan internasional, termasuk proses perdamaian di Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara hingga Indo Pasifik.
Dia menambahkan Retno dan Kang Kyung-wha juga akan membahas perkembangan tentang Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan, yang diaktifkan kembali pada Februari lalu.
Melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan, diharapkan target perdagangan yang telah dicanangkan oleh kedua kepala negara sebesar US$ 30 miliar dalam tiga tahun ke depan dapat dicapai.
Indonesia Siap Gelar Pertemuan Regional Perempuan, Perdamaian & Keagamaan
Di samping itu, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, pada 8-10 April akan digelar pertemuan regional tentang perempuan, perdamaian, dan keamanan, yang akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Agenda ini merupakan inisiatif Indonesia.
Arrmanatha mengatakan Indonesia percaya kaum hawa bisa menjadi agen perdamaian, toleransi, dan kesejahteraan. "Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengarusutamakan peran dan partisipasi perempuan dalam upaya untuk proses-proses perdamaian, termasuk pencegahan konflik, manajemen konflik, dan penciptaan perdamaian," ujar Arrmanatha.
Total perdagangan antara Indonesia-Korea Selatan di tahun lalu tercatat sebesar US$ 18,62 miliar, berasal dari sektor minyak dan gas senilai US$ 3,40 miliar dan bidang non minyak dan gas sebesar US$ 15,22 miliar. Nilai perdagangan tersebut meningkat 14,08 persen dibandingkan pada 2017 yang mencapai US$16,32 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Korea Selatan adalah batu bara, tembaga, karet, kayu lapis, timah, bubur kertas, minyak kelapa sawit, alas kaki, dan produk kayu. Sedangkan, produk utama Korea yang diekspor ke Indonesia adalah minyak bumi, kapal, sirkuit terpadu elektronik, karet sintetis, kain tenun, dan baja.
Sementaran itu, pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan yang penting juga dilakukan Indonesia diantaranya menyakinkan kepada Korea Selatan bahwa Indonesia tetap stabil termasuk menjelang pemilu presiden 2019.
“Pemerintah juga harus meyakinkan siapapun nanti presidennya, hubungan Indonesia dengan Korea Selatan akan tetap baik, ungkap Rezasyah. (fw/em)