Meski tidak ada serangan teroris besar sejak Bom Bali 2002, sebuah laporan International Crisis Group mengatakan, teroris Indonesia menyusun kekuatan kembali dalam cara yang semakin canggih.
Tidak ada serangan teroris besar di Indonesia sejak pemboman di bali tahun 2002, tetapi itu tidak berarti tidak ada ancaman. Reporter VOA Kate Lamb melaporkan dari Jakarta, sebuah laporan International Crisis Group (ICG) mengatakan, teroris menyusun kekuatan kembali dalam cara yang semakin canggih.
Laporan terbaru International Crisis Group menggambarkan jaringan teroris di Indonesia lemah, terpecah, dan bahkan agak kocar-kacir dalam tahun-tahun belakangan ini. Tetapi ICG juga mengatakan ada kegiatan yang meningkat dalam situs web radikal dan forum chat, dan meningkatnya cara-cara canggih dalam pengumpulan dana.
Dalam bulan Juni misalnya, polisi menangkap seorang tersangka teroris dengan uang lebih dari 800.000 dolar yang diduga didapat melalui peretasan di internet.
Analis ICG bidang terorisme Sidney Jones mengatakan, tanda-tanda ini menunjukkan kecenderungan jihad yang tumbuh subur di beberapa bagian masyarakat Indonesia.
“Salah satu hal yang dikemukakan laporan ini adalah betapa mudah bagi orang yang dikejar-kejar polisi mencari sekutu-sekutu baru, untuk mendapatkan persenjataan dan amunisi, pergi ke seluruh negara, dan merencanakan operasi, walaupun hingga kini belum terlalu baik, atau profesional dalam melakukannya. Jadi pokoknya bahaya itu belum hilang. Keadaannya sekarang baik dan tenang, tapi sebenarnya masih ada kemungkinan bahwa serangan teroris bisa terjadi di Indonesia,” ujar Sidney Jones.
Ditemukannya sebuah kamp pelatihan militan di Aceh, Sumatra Utara , tahun 2010 merupakan pukulan berat bagi jaringan teroris yang beroperasi di Indonesia. Tetapi Sidney Jones mengatakan, lebih dari 200 penangkapan telah mengilhami mereka untuk melakukan pembalasan.
Laporan tersebut mengemukakan golongan ekstremis menjadi semakin pintar dalam melatih para anggota dan lebih rahasia mengenai cara mereka beroperasi.
Organisasi-organisasi HAM Internasional menegaskan kecenderungan yang meningkat dalam ketidak-toleranan di Indonesia dalam bulan-bulan belakangan ini.
Dalam bulan Juni, konser musik oleh bintang musik pop Amerika yang flamboyan , Lady Gaga dibatalkan setelah ada tekanan dari kelompok-kelompok garis keras , seperti juga protes atas buku yang diluncurkan oleh penulis feminis Kanada Irshad Manji.
Dalam bulan yang sama, seorang laki-laki di Sumatra dihukum penjara atas tuduhan mempromosikan atheisme dan mencemarkan Nabi Muhammad.
Sidney Jones mengatakan, satuan-satuan penjaga keamanan swasta seperti yang berada di balik beberapa insiden bisa menjadi batu loncatan bagi ekstremisme yang lebih keras.
Dalam memasuki bulan puasa Ramadan yang dimulai hari Jumat ini di Indonesia, para aktivis HAM juga telah menantang keinginan polisi untuk mencegah kelompok-kelompok garis keras melakukan kegiatan rutin mereka menggerebek kelab-kelab malam dan restoran-restoran.
Laporan terbaru International Crisis Group menggambarkan jaringan teroris di Indonesia lemah, terpecah, dan bahkan agak kocar-kacir dalam tahun-tahun belakangan ini. Tetapi ICG juga mengatakan ada kegiatan yang meningkat dalam situs web radikal dan forum chat, dan meningkatnya cara-cara canggih dalam pengumpulan dana.
Dalam bulan Juni misalnya, polisi menangkap seorang tersangka teroris dengan uang lebih dari 800.000 dolar yang diduga didapat melalui peretasan di internet.
Analis ICG bidang terorisme Sidney Jones mengatakan, tanda-tanda ini menunjukkan kecenderungan jihad yang tumbuh subur di beberapa bagian masyarakat Indonesia.
Ditemukannya sebuah kamp pelatihan militan di Aceh, Sumatra Utara , tahun 2010 merupakan pukulan berat bagi jaringan teroris yang beroperasi di Indonesia. Tetapi Sidney Jones mengatakan, lebih dari 200 penangkapan telah mengilhami mereka untuk melakukan pembalasan.
Laporan tersebut mengemukakan golongan ekstremis menjadi semakin pintar dalam melatih para anggota dan lebih rahasia mengenai cara mereka beroperasi.
Organisasi-organisasi HAM Internasional menegaskan kecenderungan yang meningkat dalam ketidak-toleranan di Indonesia dalam bulan-bulan belakangan ini.
Dalam bulan Juni, konser musik oleh bintang musik pop Amerika yang flamboyan , Lady Gaga dibatalkan setelah ada tekanan dari kelompok-kelompok garis keras , seperti juga protes atas buku yang diluncurkan oleh penulis feminis Kanada Irshad Manji.
Dalam bulan yang sama, seorang laki-laki di Sumatra dihukum penjara atas tuduhan mempromosikan atheisme dan mencemarkan Nabi Muhammad.
Sidney Jones mengatakan, satuan-satuan penjaga keamanan swasta seperti yang berada di balik beberapa insiden bisa menjadi batu loncatan bagi ekstremisme yang lebih keras.
Dalam memasuki bulan puasa Ramadan yang dimulai hari Jumat ini di Indonesia, para aktivis HAM juga telah menantang keinginan polisi untuk mencegah kelompok-kelompok garis keras melakukan kegiatan rutin mereka menggerebek kelab-kelab malam dan restoran-restoran.