Laporan FBI tentang Rusia Ungkap Perpecahan di Kabinet Trump

Direktur Biro Penyelidik Federal AS (FBI) memberi kesaksian di hadapan anggota Komite Yudisial DPR AS di Capitol Hill, Washington, 23 Juli 2019.

Laporan mengenai penyelidikan terhadap kampanye kepresidenan Donald Trump 2016 Biro Penyelidik Federal (FBI), yang dirilis beberapa waktu lalu, mengungkap perpecahan tajam di dalam tubuh pemerintahan Trump. Terutama mengenai awal mula penyelidikan itu yang mengakibatkan pertikaian antara Presiden AS Donald Trump dan Jaksa Agung William Barr dengan Direktur FBI Christopher Wray dan pengawas Departemen Kehakiman.

Laporan setebal 417 halaman, yang sudah lama ditunggu, oleh inspektur jenderal (IG) Departemen Kehakiman Michael Horowitz menyimpulkan meskipun FBI secara sah membuka penyelidikan atas dugaan kaitan antara kampanye Trump dan Rusia, tanpa permusuhan politik terhadap Trump, beberapa penyelidik di tingkat bawah membuat banyak kesalahan selama pemantauan terhadap bekas pembantu kampanye.

Meskipun bermaksud menjelaskan penyelidikan yang secara politik memecah dan menghabiskan banyak masa kepresidenan Trump, temuan inspektur jenderal tidak banyak mengubah pandangan lama Trump bahwa FBI berusaha menarget dirinya.

Dengan sikap Trump dan Barr yang menyerang FBI, Departemen Kehakiman menghadapi perpecahan sendiri, fenomena yang dikatakan para ahli bisa menghancurkan moral dan membuat orang-orang tidak tertarik bergabung dengan badan penegak hukum utama negara itu.

Keluhan Trump terhadap FBI dimulai sejak awal kepresidenannya, ketika muncul berita bahwa biro itu menyelidiki apakah kampanyenya berkolusi dengan Rusia untuk merugikan kampanye calon Partai Demokrat Hillary Clinton.

Sejak itu Presiden Trump berulang kali menyerang penyelidikan itu sebagai upaya "mencari-cari kesalahan," menuduh FBI menyadap Trump Tower di New York dan memasang mata-mata dalam kampanyenya sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkannya. [my/ah]