Konflik bersenjata di Afghanistan dilaporkan telah menyebabkan lebih dari 2.300 korban, termasuk 1.317 kematian, selama sebulan terakhir operasi yang dilakukan oleh pasukan pro-pemerintah dan gerilyawan Taliban.
Kantor berita swasta Afghanistan, Pajhwok, merilis angka korban itu pada hari Minggu (2/6) dengan menyebut sumber-sumbernya sendiri yang tersebar di 30 dari 34 provinsi di negara yang hancur akibat perang itu.
Laporan itu mengatakan jumlah korban pada bulan Mei meningkat 37 persen dibanding bulan sebelumnya. Laporan itu juga menyebut para korban termasuk pasukan keamanan Afghanistan, pemberontak dan warga sipil.
Tidak ada yang menyerah dalam kekerasan itu sementara kementerian pertahanan Afghanistan mengklaim telah menewaskan hampir 200 pejuang Taliban dalam 24 jam terakhir dan kelompok gerilyawan itu juga membuat pernyataan yang sama mengenai korban besar-besaran yang ditimbulkan pada pasukan pemerintah.
Sebuah ledakan bom juga menghantam bis yang membawa para siswa di ibukota Kabul pada hari Minggu, menyebabkan lebih dari 22 korban.
Secara terpisah, badan pengawas Afghanistan pada hari Minggu melaporkan kekerasan menewaskan hampir 190 warga sipil, termasuk 33 anak, dan melukai 340 lainnya pada bulan Mei.
Kelompok Advokasi Perlindungan Sipil (CPAG) mengatakan dalam laporan bulanannya jumlah kematian selama sebulan terakhir yang juga merupakan bulan puasa umat Islam, hampir dua kali lipat. (my)